Online24, Makassar – Video warga mengenai banjir yang terjadi di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya, Selasa. (25/02-20), sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Namun disayangkan, ratusan video tersebut belum dilengkapi data dasar jurnalistik yang dapat lebih membantu masyarakat.
Asosiasi Jurnalis Video (AJV) menyarankan kepada seluruh warga agar melengkapi videonya dengan narasi atau teks sederhana yang menyebutkan kapan kejadiannya dan di mana.
“Dilengkapi dua keterangan itu saja, video tersebut telah memberi informasi yang sempurna. Sekarang ini banyak masyarakat ragu kapan dan di mana banjir itu? Karena gambar banjir kan di mana2 hampir sama. Jangan2 hoax,” tutur Syaefurrahman Albanjary, Kepala Bidang Pendidikan dan Litbang AJV.
Dengan memberikan dua keterangan sederhana, video warga tersebut terhindar dari kemungkinan dianggap hoax dan telah memenuhi standar dasar kaidah jurnalistik.
“Prinsip utama jurnalistik kan terpenuhinya unsur 5W+1H. Dalam bahasa Indonesia apa, siapa, di mana, apabila, mengapa, bagaimana. Tiga yang terpenting, apa atau siapa, di mana, apabila. Apanya sudah tergambar dengan jelas, yakni banjir. Tinggal tambah di mana dan apabila terjadinya,” jelas Syaefur.
Kalau mau lebih lengkap, tentu dapat diberi keterangan karena sungai anu meluap, terjadi mulai pukul sekian, mengakibatkan sekian jalan tak bisa dilalui kendaraan bermotor, dan keterangan lain.
Syaefur menyatakan, video warga yang selalu “membanjiri” media sosial tiap kejadian tertentu seperti peristiwa banjir ini, adalah kenyataan paling jelas telah berkembangnya jurnalis video yang bersifat individual dengan jangkauan dan kecepatan melebihi media massa konvensional.
“Itu kajian dan pengembangan utama yang dilakukan AJV untuk para jurnalis video dan warga memasuki tahap baru jurnalistik, yakni jurnalistik yang kembali personal dengan tanggungjawab yang jelas, sebagaimana awalnya sejarah jurnalistik dahulu kala,” tutur Syaefur.
Karena itu, kata Syaefur, AJV sangat mengapresiasi video banjir dan berbagai peristiwa lainnya yang penting bagi masyarakat banyak dan berusaha menginisiasinya menjadi karya jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan. (*)