Online24jam, Makassar, – Di penghujung Bulan Ramadhan, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan bersama Komisi IX DPR RI mengelar Pelayanan KB Cegah Putus Pakai Kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur (PUS) yang terdampak Pandemi Covid 19, di Balai Penyuluhan KB, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa (20/05/20).
Dalam kesempatan itu, diserahkan pula 1.000 paket sembako kepada masyarakat sekitar yang terdampak Covid 19 serta Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga Bidan yang memberikan Pelayanan KB.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Drs. H. Ashabul Kahfi, M.Ag disaksikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd. Turut hadir Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) Kabupaten Gowa, Drs. Sofyan Daud, M.Si dan Camat Bajeng Barat, H.M. Darwis, SH.
Kahfi menuturkan penyaluran bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid 19, yang saat ini mengalami kesulitan tidak hanya kesehatan mereka namun juga pada kondisi perekonomian masyarakat.
“Program ini merupakan bagian Kerjasama BKKBN dengan mitra kerja di Komisi IX DPR RI, dimana pada hari ini dibagikan APD dan paket sembako kepada tenaga kesehatan dan masyarakat khususnya yang terdampak Covid 19, sekaligus dilaksnakan Pelayanan KB sebagai bentuk layanan maksimal kepada masyarakat” ujar Kahfi.
Kahfi menambahkan tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan pelayanan KB sangat rentan tertular Covid 19, untuk itu perlu di bekali dengan APD agar tetap terjaga dari paparan virus.
Sementara itu, Kaper BKKBN Sulsel, Andi Rita saat memantau pelayanan KB menuturkan kegiatan ini merupakan rangkaian dari Sosialisasi Program Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencama (Bangga kencana) yang dilaksanakan bersama Mitra Kerja di 5 Kabupaten Kota yaitu Takalar, Gowa, Makassar, Barru dan Luwu.
Lebih lanjut Andi Rita menerangkan penyebaran Virus Corona yang begitu cepat sangat berpengaruh pada pelaksanaan pelayanan KB dilapangan. Banyak PUS yang ingin ber-KB namun ragu dan takut ke fasilitas kesehatan akibat wabah Covid-19. Dikhawatirkan angka putus pakai kontrasepsi dapat meningkat dan berujung pada meningkatnya kasus kehamilan yang tidak diingginkan dan fenomena baby boom.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, BKKBN Sulsel secara rutin akan menggelar Pelayanan KB Keliling di sejumlah daerah bekerjasama pemerintah daerah. Langkah ini sebagai upaya jemput bola dalam mencegah terjadinya putus pakai KB selama masa Pandemi COVID 19 dan upaya mendekatkan pelayanan KB kepada masyarakat.
Andi Rita juga menghimbau agar PUS menunda kehamilan dulu hingga wabah COVID 19 berlalu. Ia menjelaskan ketika hamil tingkat kekebalan tubuh ibu menurun, sehingga sangat rentan perpapar COVID 19. Selain itu, Kehamilan yang tidak terencana utamanya saat usia muda akan memicu munculnya sejumlah risiko kehamilan diantaranya bayi lahir stunting, keguguran, cacat bawaan hingga kematian ibu dan bayi ditambah lagi keterbatasan sarana layanan kesehatan akibat Pandemi COVID 19.
Untuk menunda kehamilan, PUS diarahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi alternatif seperti Kondom, Suntik dan Pil KB yang bisa diperoleh di Fasilitas Kesehatan atau melalui pelayanan KB Keliling atau menggunakan Susuk KB dengan cara mendatangi Fasilitas Kesehatan dengan terlebih dahulu membuat janji dengan dokter atau bidan.
Untuk meningkatkan Pelayanan KB dimasa Darurat Covid 19 ini, Andi Rita akan menggerakkan Penyuluh KB dengan berkoordinasi dengan Bidan setempat untuk melakukan pembinaan dan membantu PUS mendapatkan Pelayanan KB ulang agar tidak terjadi putus pakai. Selain itu juga, menggerakkan PKB dalam mendistribusikan kontrasepsi ulangan Pil KB dan Kondom ke PUS dengan pengawasan Puskesmas/Dokter/Bidan setempat dengan tetap memperhatikan Physical Distancing.