Online24, Makassar – Performa pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) di debat publik kedua Pilkada Makassar 2020 mengundang decak kagum berbagai elemen. Mulai dari akademisi, aktivis kepemudaan hingga lintas profesi lainnya.
Tak cuma menguasai panggung debat, pemaparan paslon nomor urut satu itu juga dinilai detail, terukur dan terarah. Tak keluar dari visi misi yang ada, bukti bahwa Danny-Fatma komitmen menjadikan ajang debat tersebut sebagai wadah untuk adu gagasan dan program. Bukan sekadar mengobral janji-janji dan omong kosong yang tidak tertuang dalam visi-misi.
Debat kedua ini meyakinkan banyak pihak untuk menjatuhkan pilihan ke pasangan yang identik dengan akronim ADAMA’ tersebut. Termasuk kalangan pemuda atau generasi milenial, serta sejumlah alumni lintas perguruan tinggi di Makassar.
Zulkifli, misalnya. Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) itu mengaku telah mantap berada di barisan Danny-Fatma. Debat kedua dijadikannya momentum untuk memutuskan dukungannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS), pada 9 Desember mendatang.
“Awalnya keputusan saya belum final. Tapi setelah menyaksikan penampilan pasangan ADAMA’ di debat kedua, saya semakin yakin untuk mendukung Danny-Fatma. Visi misinya itu terukur, jauh dari kesan bombastis. Keberhasilan Pak Danny periode lalu menjadi loncatan yang sangat baik untuk dilanjutkan kedepannya,” katanya, Kamis (26/11/2020).
Alumni Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Solihin, menambahkan, Danny-Fatma berbicara sesuai bukti nyata. Tidak melenceng dari visi misi yang ada. Bukan piti kana-kanai atau visi-misinya ‘tiba masa, tiba akal’. Benar-benar terukur dan terencana.
“Ini menandakan bahwa pemaparan yang disampaikan itu bukan omong kosong. Debat adalah pemaparan dan adu gagasan, bukan ajang cari muka dan saling menjatuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, alumni UNM lainnya, Wahyu Pratama melihat banyaknya sikap tendensius dan serangan pribadi dari paslon lain ke Danny-Fatma justru semakin menunjukkan kalau mereka tak mampu lagi bersaing secara sehat. Bukan lagi saling mengadu pemikiran, malah sibuk menjatuhkan kesalahan pribadi Danny-Fatma yang jauh dari konsep dan tema debat.
“Saya yakin masyarakat Kota Makassar sudah cerdas menilai. Paslon yang hanya mampu menyerang pribadi paslon lainnya itu karena tak mampu membuktikan apa-apa. Saya sendiri sudah mantap mendukung pasangan ADAMA’ karena penjabarannya yang berbasis data dan fakta,” paparnya.
Senada disampaikan alumni Universitas Muslim Indonesia (UMI), Achan Rusli. Menurutnya, calon pemimpin sejatinya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
“Generasi milenial itu melihat siapa yang mampu berkarya untuk Makassar. Bukan yang justru mempertontonkan ajang adu domba. ADAMA’ pilihan tepat, bukti kedewasaan seorang kandidat ditunjukkan dalam panggung debat,” kata Achan Rusli.
Lain lagi dengan alumni Universitas Hasanuddin (Unhas), Fadel M. Ia mengaku salut dengan Danny-Fatma yang konsisten menyampaikan visi misinya tanpa terpengaruh gaya kandidat lain yang mencoba memainkan emosionalnya.
“Ini bukti kematangan Danny-Fatma dalam sebuah kontestasi politik. Keduanya on the track menyajikan gagasan pemikirannya untuk kemajuan Kota Makassar,” bebernya.
“Danny-Fatma pasangan komplet. Di ajang debat keduanya terlihat saling melengkapi. Ini modal awal untuk membangun Kota Makassar. Debat kedua ini membuat saya semakin yakin mendukung pasangan ADAMA’. Saya yakin banyak anak muda Kota Makassar yang memutuskan mendukung Danny-Fatma pasca debat kedua ini,” timpal Lukmanul Hakim, alumni STMIK Dipanegara. (*)