Online24, Luwu Timur – Diilansir dari beberapa media online salah satunya Sawerigading-news.com, menyebutkan bahwa pasien yang dimaksud yakni Alfrida Panggoa (50).
Dalam keterangan persnya, Alfrida mengaku susah tidur dan kurang nafsu makan setalah mengkonsumsi obat ranitidine dari tim Garda Sehat Ibas-Rio.
Hal itu pula diungkapkan dr Yusuf, setelah pihak Puskesmas Tomoni Timur melakukan investigasi.
Tak hanya itu, dr Yusuf juga mengatakan, kalau Tim Garda Sehat Ibas-Rio masuk diwilayahnya tanpa konfirmasi ke pihak Puskesmas setempat.
Selain itu, dr Yusuf juga menegaskan bahwa obat jenis ranitidine sudah tidak lagi digunakan di Puskesmas Tomoni Timur karena sudah ditarik dari predaran, dan saat ini sudah ada izin beredarnya.
Bahkan Ia juga blak-blakan meminta ke masyarakat agar tidak melakukan pemeriksaan kesehatan di tim Garda Sehat Ibas-Rio, serta menuding kalau yang melakukan pemeriksaan kesehatan di tim tersebut apakah dokter benaran atau bukan.
Terkait pernyataan tersebut, dr Yusuf saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya sedang tidak aktif atau tidak dapat menerima panggilan, Sabtu (05/12/2020).
Sementara itu, Alfrida warga Desa Patengko, Kecamatan Tomtim, pasien yang dihembuskan isu mal praktek menegaskan, klu dirinya tidak pernah mengungkapkan ke siapapun bahwa obat yang saya minum dari garda sehat penyakit saya bertambah, itu adalah berita tidak benar, bohong dan hoaks.
Sebelumnya, Ia menceritakan, sebelum saya diberikan obat oleh garda sehat saya memang sudah sakit dan bahkan sering kali ke Puskesmas dan bidan untuk berobat dengan keluhan susah tidur dan sering mual sembari diberikan obat. Obat ini berupa paracetamol serta vitamin dan masih saya simpan.
Lanjut ia ceritakan, pada waktu itu, saya ke Malili nonton debat Pilkada, dan sebelumnya saya memang sudah tidak enak badan. Ditempat tersebut saya diperiksa garda sehat dan menceritakan keluhan saya selama ini, seketika itu juga saya diberi obat dan saya konsumsi hanya satu tablet.
Saat ditanya apakah setelah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh garda sehat ada efek lain yang dirasakan atau sama yang dirasakan sebelumnya kata Alfrida, sama ji’ yang saya rasakan sebelumnya yakni mual dan susah tidur.
Setelah itu, saya kembali memeriksakan diri di Puskesmas dan saya diberikan oleh perawat obat jenis paracetamol, profen, obat tidur sekaligus di tensi. Obat itu masih ada saya simpan, dan sampai saat ini tidak ada perubahan, saya masih susah tidur dan kurang nafsu makan.
Pada saat di Puskesmas itu ujarnya lagi, saya tidak pernah mengatakan kalau saya tidak bisa tidur gara-gara obat dari garda sehat. Saya hanya bilang keluhan ini dari dulu, dan sempat saya perlihatkan obat dari garda sehat, saat itu juga dr Yusuf mengatakan kalau obat ini bagus,” jelasnya.
Tak sampai disitu, saya juga didatangi di rumah oleh pihak Puskesmas Tomtim yakni Alfrida, kepala puskesmas, dr Yusuf dan satu orang perawat.
Kedatangan mereka tidak menayangkan keluhan-keluhan yang saya derita selama ini, dan hanya membicarakan bantuan-bantuan, dan bahkan ibu Kapus Alfrida mengatakan kalau anak ku yang di STIKES akan mendapatkan bantuan kalau sudah semester tiga.
Tidak hanya itu, mereka juga mengambil kartu keluarga saya katanya mereka akan berikan bantuan, dan hanya itu tidak ada pembahasan lain mengenai obat, terangnya.
Pembahasan ini awalnya saat mereka melihat ada visi misi Ibas-Rio tertempel di dinding rumah, dan saya bilang ke mereka kalau saya capek di janji kalau anak ku akan dimasukkan ke Satpol PP, dan nyatanya tidak, sehingga saya beralih memilih Ibas-Rio karena visi misinya sangat bagus, tutup Alfrida.
Untuk diketahui, hingga saat ini tim Garda Sehat Ibas-Rio sudah melakukan pelayanan kesehatan ke ribuan pasien. Dan bahkan sudah melakukan tindakan agar pasien mendapatkan pelayanan medis di Rumah Sakit.
Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari Kepala Puskesmas Tomoni Timur terkait persoalan tersebut.