Hidup dengan Segala Ketidakmampuan, Maria Gadis Asal Kota Makassar Tertolong dengan Hadirnya Baznas

Regional40 Views
banner 468x60

Online24jam, Makassar, – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar ‘menyelamatkan’ Maria Angela K, dari ancaman pihak SMK Nasional. Pasalnya, siswa kelas II yang bercita cita jadi dokter ini terancam tidak akan diikutkan ujian semester jika tidak melunasi tunggakan biaya pendidikannya. Ancaman tersebut membuat gadis manis berhijab kelahiran Makassar, 16 Juli 2003 ini patah semangat dan malah tidak mau sekolah lagi. seperti nasib yang dialami adiknya di SMPN 21 Makassar.

Setelah dilakukan survei dan asesmen di kediamannya di bilangan Tidung, Perumnas Panakkukang, akhirnya Tim BAZNAS yang dipimpin oleh Wakil Ketua II, H.Jurlan Em Saho’as, kemudian berinisiasi memberikan bantuan dan melunasi tunggakan- tunggakan di sekolahnya.

Dihadapan Tim Baznas, Maria menuturkan sangat terbantu dengan hadirnya Baznas yang menjadi penyelamat dalam ketidak mampuannya.

“Saya tidak bisa membayar biaya sekolah. Ibuku sudah berusaha memimjam uang kesana kemari, namun belum juga mencukupi. Makanya, saya sudah pasrah kalau mau dikeluarkan dari sekolah. Sama halnya adik saya juga telah dikeluarkan dari SMPN 21 Makassar, lantaran tidak membayar biaya sekolah,” tutur Maria.

Tidak hanya itu, anak kedua dari tiga bersaudara ini juga mengaku terancam akan diikutkan kembali ke dalam agama kepercayaan ayahnya. Jika kondisinya seperti itu terus menerus jika bersama ibunya.

Mengetahui hal itu, Tim BAZNAS merasa terpanggil dengan apa yang dialami keluarga Maria. Hal ini juga dibenarkan Tri Retno Supartini ibu dari Maria.

“Ia kami memang tidak punya apa-apa lagi setelah ditinggal suami sejak sembilan tahun lalu. Jadi bersama tiga anak kami hidup dalam keadaan tidak menentu lagi.” Ujarnya.

“Anak-anak juga pernah dipaksakan beralih agama. Tapi kami tetap bertahan dengan agama kami, sebagai seorang mukmin.” urai Tri Retno dengan raut wajah sedih.

Menurutnya, sekalipun kehidupan keluarganya tidak cukup, namun soal keyakinan wajib ia jaga. Bahkan ia berharap agar nama anak-anaknya di dalam Kartu Keluarga kelak harus diganti dengan nama-nama Islam.

Menurutnya, sejak tidak diberi nafkah suaminya, dirinya menjadi tulang punggung keluarga.

“Saya terpaksa mengambil pinjaman modal di koperasi. Hanya saja, potongannya lumayan. Jadi saya tutupi lagi dengan mengambil pinjaman lain. Begitu seterusnya, hingga saya tidak sadar kalau pinjaman ku menumpuk,” tuturnya.

Olehnya itu, dengan kahadiran Baznas ia sangat berterima kasih karena mau membantu mereka secara ikhlas.

Sementara, Jurlan Em Saho’as mengaku, pihaknya tidak sekedar membantu meringankan biaya- biaya dari mereka melainkan akan diberi modal usaha agar bisa melanjutkan hidupnya.

“Dari BAZNAS tidak saja membantu mereka di sekolahnya, melainkan akan kami bicarakan bersama para komisioner lain untuk memberi bantuan modal usaha dan akan kami didampingi agar menjadi pedagang tangguh.” Pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *