ONLINE24, JAKARTA – Dewan Pembina Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA), Jusuf Kalla menghimbau agar anggota Korps Alumni HMI (KAHMI) tidak melulu terjun ke dunia politik seperti yang terjadi selama ini. JK juga berharap sebagian alumni organisasi mahasiswa islam tersebut juga terjun ke dunia entrepreneur. Hal itu dimaksudkan JK agar tidak terjadi gap antar umat beragama. Mengingat Indonesia sebagai negara mayoritas Islam namun perekonomiannya dikuasai oleh mereka yang bukan agama Islam.
Menurut JK, kesenjangan ekonomi antara non Islam dan Islam tersebut dapat menyulut kecemburuan. Hal itu disampaikan JK saat memberi sambutan di acara Munas ke III Himpunan Pengusaha Kahmi (HIPKA) di Hotel Sultan Jakarta,selasa (06/12/2022).
“Mari kita bersama sama bukan hanya berpikir politik dan birokrasi tapi juga mari sebagian dari kita untuk terjun ke ekonomi. Saya kasi anda perbandingan di Filipina keadaannya hampir sama dengan Indonesia. Perekonomiannya dikuasai oleh Spanyol dan China namun ada perbedaan fundamental, kalau di Filipina semua katolik, beda halnya di Indonesia yang mampu sebagian besar justru mereka yang beragama non Islam dari Tionghoa. Ini sangat berbahaya bagi keduanya baik bagi orang kaya sebagaimana kerusuhan 1998 dan orang miskin yang makin ketinggalan,” ungkap JK.
JK mengingatkan untuk mengatasi gap antara kaya dan miskin di Indonesia bukan mengurangi taraf hidup orang kaya. Akan tetapi menaikkan kualitas hidup orang miskin melalui pemberdayaan ekonomi. JK berharap Kahmi melalui HIPKA bisa mengambil peran tersebut demi menghindari masalah sosial akibat kesenjangan ekonomi di kemudian hari.
“ apabila ada gap yang terlalu jauh ini akan menyebabkan masalah sosial di kemudian hari. Ini yang harus kita hindari. Bukan menurunkan yang kaya tapi menaikkan yang belum mampu menaikkan generasi muda yang berusaha” ujarnya.