Online24,Maros – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros mencatat sebanyak 115 hektare persawahan mengalami dampak kekeringan fenomena iklim el nino.
Kepada media,Bupati Maros, Chaidir Syam menyampaikan 115 hektare sawah tersebut berada di Kecamatn Maros Baru dan Mandai.
“Ada 115 hektar sawah di Kecamatan Maros Baru dan Mandai yang terdampak,” ujarnya.
Saat ini pihaknya pun sedang membentuk satgas di Dinas Pertanian.
“Untuk melihat bagaimana sawah-sawah kita, barangkali ada yang membutuhkan penyaluran air dari sungai, pompanisasi, akan kita bantu penyaluran air bersihnya ke sawah-sawah,” katanya.
Bahkan ia akan melakukan koordinasi dengan pihak provinsi untuk mendapatkan bantuan benih dan bibit.
“Untuk para petani yang baru mau menanam maupun petani yang mengalami gagal panen,• tuturnya.
Mantan Ketua DPRD Maros itu mengatakan ada beberapa kecamatan yang terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih.
“Ada beberapa kecamatan yang memang berdampak pada kondisi alam ini. Paling parah di Kecamatan Bontoa, juga ada Lau, Maros Baru, dan Marusu. Sedangkan yang stabil ada Bantimurung, Simbang, Camba dan Cenrana,” bebernya.
Maknya ia juga membentuk satgas yang bertugas menyalurkan air bersih ke kecamatan-kecamatan yang terdampak
“Sebenarnya satgas ini sudah bekerja sejak beberapa pekan lalu, hanya saja baru dilepas secara resmi hari ini dan Alhamdulillah yang terlibat cukup banyak bahkan hari ini ada 25 tangki air yang akan didistribusikan,” ujarnya.
Ketua PMI Maros ini menjelaskan, karena banyaknya tim yang bergabung sehingga pihak BPBD selaku koordinator akan mengatur titik-titik pendistribusian air bersih tersebut.
Ada beberapa tim yang bergabung selain BPBD yang merupakan koordinator, seperti PDAM Maros, pemadam kebakaran, Abu Darda, PMI Maros, Baznas, Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau serta Kostrad.
Chaidir mengatakan, penyaluran air bersih ini merupakan program jangka pendek untuk penanggulangan kekeringan di wilayah yang terdampak.
“Sedangkan untuk jangka panjang Pemkab Maros sedang berusaha membangun penuntasan booster di Kecamatan Bontoa untuk PDAM, kita anggarkan sebesar Rp2 Miliar tahun ini. Semoga tahun ini tuntas dan tahun depan masyarakat sana sudah bisa merasakan air PDAM,” katanya.
Program penyaluran air bersih ini akan terus dilakukan sampai kemarau selesai. “Informasi yang kami terima dari BMKG, kemungkinan kekeringan akan terjadi sampai bulan November, sehingga BPBD bersama tim lain akan terus menyalurkan air bersih sampai musim kemarau berakhir,” jelasnya.
Chaidir juga mengapresiasi keterlibatan Satuan Brigif Para Raider Kostrad Kariango yang turut membantu menyalurkan air bersih. “Dari Kostrad Kariango kebetulan mereka juga punya tangki air sehingga turut membantu menyalurkan air bersih. Sekitar 10 personil yang diturunkan untuk penyaluran air bersih ini,” pungkasnya.(*)