Online24,Maros – Yayasan pengkajian Strategis Salewangan (Yapass) memaparkan data dan hasil kajian terhadap sejumlah Calon Legislatif (Caleg) asal Kabupaten Maros, yang berpotensi lolos ke Senayan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 tahun ini melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel II.
Dua dari lima nama yang diyakini bisa lolos ke Senayan yakni Bupati Maros dua periode (2010-2021) Hatta Rahman, melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dan anggota DPRD Provinsi Sulsel dua periode (2009-2019) Wawan Mattaliu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara tiga nama lainnya yakni Nurhasan melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Sahiruddin melalui Partai Nasdem dan H Andi Tajerimin melalui Partai Gerindra.
“Berdasarkan data baik survei yang kita lakukan maupun survei yang dilakukan lembaga eksternal, kita memotret kurang lebih sepuluh orang Maros mencalonkan. Ternyata yang muncul di survei itu ada lima, kemudian dari lima itu memang ada dua yang sangat kuat,” kata Ketua Yapass, Dr Muhammad Nurjaya, dalam kegiatan konferensi pers di kecamatan Turikale, Maros. pada Selasa (9/1/2024).
Meski kelima nama-nama tersebut kata Nurjaya, memiliki potensi dan seringkali muncul pada survei. Namun menurut dia, hal itu tentu tidaklah cukup.
Melainkan dibutuhkan analisis yang lebih mendalam dan pertimbangan unsur lainnya, sampai betul-betul berpotensi untuk lolos nantinya.
“Misalnya bagaimana kompetisi secara internal di partainya, Kemudian bagaimana tingkat penerimaan caleg dari Maros ini terhadap masyarakat. Kemudian juga bagaimana potensi Parliamentary Threshold (PT) yang selama ini juga menjadi ancaman bagi semua partai. Yah kita tentu tidak boleh mendiskreditkan partai-partai tertentu, tetapi fakta-fakta yang kita lihat ini tentu harus menjadi sebuah pertimbangan,” terangnya.
Melalui data dan analisis yang ada, Nurjaya kemudian optimis putra daerah Maros bisa lolos ke Senayan pada pileg kali ini.
“Saya kira sangat potensial sekali, misalnya kita mulai dari Hatta rahman. Secara internal memang suaranya sangat kompetitif tapi potret kita di Maros melihat tingkat penerimaan atau elektabilitas Hatta Rahman sangat signifikan, tetapi ini kan kita butuh sebaran,” bebernya.
“Saya kira kita tidak boleh hanya cukup mendapatkan suara di Maros, tapi delapan kabupaten yang lain itu juga harus ada. Tidak sedikit calon yang kuat di daerahnya tapi ketika di akumulasi suaranya ternyata tidak cukup. Dan itu yang saya kira perlu juga menjadi tugas dari para caleg yang bertarung,” tambahnya.
Sementara itu kata Nurjaya, berbekal pengalaman dua periode menjadi anggota DPRD Provinsi. Wawan Mattaliu meski minim secara materi, tetapi dengan pola pendekatan dan komunikasi yang dibangun menjadi kekuatan keterpilihannya di masyarakat.
Belum lagi variabel hubungan emosional dan gagasan yang disampaikan ke masyarakat.
Meski di Internal PKB sendiri kata dia ada banyak pesaing dari Wawan Mattaliu, seperti Incumbent, mantan Wakil Bupati Bulukumba dan Pangkep.
“Tetapi setelah kita potret dan beberapa data yang kita kumpulkan sepertinya antara Andi Muawiyah (Incumbent) dan Wawan Mattaliu ini secara makro di 9 kabupaten ini selisihnya sangat tipis,” ungkapnya.
“Kalau tidak salah sisa 0,2 dan itu kalau diperkirakan mungkin sekitar 7 sampai 10 ribu saja. Nah kalau peluang ini tidak dimanfaatkan kemudian masyarakat tidak menjadikan sebagai sebuah kesempatan yang baik, saya kira kita bisa lewat lagi dengan momentum itu,” jelasnya.
Pada kegiatan dengan tema ‘Bisakah Orang Maros Ke Senayan’ itu. Nurjaya juga mengungkapkan dimana hasil temuan data Yapass menggandeng lembaga mitra MSI, cara kerjanya tidak lain seperti lembaga survei pada umumnya.
“Kami meyakini hasil yang di ekspos adalah hal yang sangat valid, kemudian ada data pembanding agar tidak terkesan kita sangat tendensius, kita juga melihat dari data LSI, Litbang Kompas dan SMRC,” bebernya.
“Di awal tadi kita sudah menyampaikan bahwa bisa jadi yang kami sampaikan ini ada yang senang dan tidak senang, tetapi tugas kami ini alhamdulillah menyampaikan data secara objektif, persoalan ada yang merasa dirugikan dari data itu, saya kira itu hak mereka,” ucapnya.
Ia pun menyimpulkan dengan dikeluarkannya data tersebut, masyarakat Maros dapat bisa mengambil acuan dalam menentukan pilihannya pada pemilu 14 Februari mendatang.
“Saya kira kita berujung satu kesepakatan Insya Allah 2024, kita istilahkan pecah telur sudah ada orang maros duduk di senayan,” tegasnya.
Mendudukkan orang Maros sebagai perwakilan di Senayan kata Nurjaya, menjadi hal yang semestinya dilakukan oleh warga Maros yang ingin melihat daerahnya maju dan berkembang.
“Kita tidak bisa menafikan bahwa unsur keterwakilan daerah itu menjadi kekuatan dalam rangka membangun dan memperjuangkan aspirasi kepentingan daerah. Kita tentu sangat menyadari dari berbagai event politik yang terjadi sebelumnya, Maros belum pernah mendudukkan calonnya sampai ke tingkat pusat,” ucapnya.
“Nah kita tentu berharap lewat event politik 2024 masyarakat Maros semakin menyadari bahwa mendudukkan orang Maros di tingkat pusat tentu menjadi instrumen yang akan memperkuat proses pembangunan dan distribusi sumber daya, bukan hanya menyangkut sumber daya anggaran tapi saya rasa banyak kebijakan kebijakan yang berpihak pada daerah,” pungkasnya(*)