Harga Cabai Meroket, Petani di Maros Raup Untung Berlipat

Ekonomi, Nasional, News718 Views
banner 468x60

MAROS,ONLINE24-Para petani cabai di Kelurahan Borong, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, kini menikmati hasil keuntungan berlipat dari hasil panen.

 

Menurut para petani harga cabai yang kini mahal di pasaran, juga berdampak positif bagi pendapatan mereka.

 

Pasalnya nilai jual dari hasil panen kini mengalami peningkatan bahkan 3 kali lipat dari harga biasanya.

 

Saat ini cabai rawit dengan varietas cakra putih yang dijual petani ke pengepul dihargai Rp.40.000 per Kg, sebelumnya hanya dikisaran Rp.15.000 per Kg.

 

“Alhamdulillah sejak harganya mahal di pasaran, kita sudah bisa tersenyum bahagia karena hasil penjualan ke pengepul juga naik,” ujar salah satu petani cabai Daeng Roa.

 

Dia mengaku dalam sehari mampu menjual cabai rawit hingga 150 Kg, dengan dibantu 4 orang pekerja yang merupakan keluarganya.

 

“Selama musim petik buah ini, kita panen dan menjual tiap hari ke pengepul, dibantu beberapa pekerja yang juga tidak lain adalah keluarga,” ujarnya.

 

Jika sore hari tiba, sejumlah pengepul akan datang membeli hasil panen dari para petani untuk selanjutnya dikirim ke luar daerah.

 

“Kalau musim panen seperti sekarang ini, hampir tiap hari datang pengepul untuk membeli hasil panen kita, selanjutnya mereka bawa ke pasar-pasar yang ada di luar daerah, seperti makassar, enrekang, palopo, dan bahkan pernah dibawa ke Sulbar juga,”sebut Daeng Roa.

 

Sementara itu petani lainnya menjelaskan berkebun cabai tidaklah begitu sulit, cukup menyiapkan lahan dan menyediakan pupuk khusus.

 

“Untuk perawatannya kita membutuhkan waktu selama 3 bulan untuk memetik hasil seperti sekarang, tanaman cabai ini tidak rewel, dalam sebulan cukup 4 kali kita siram dengan air yang kita pompa dari sungai diujung kebun,” jelas Syahril.

 

Syahril menyebut jumlah keseluruhan luas lahan cabai milik petani di keluruhan borong ini mencapai 32 hektare.

 

“Luas keseluruhan kalau tidak salah 32 hektare, tapi kalau kebun orang tua yang saya tempati ini hanya 15 are, ya hasilnya juga lumayan untuk sekali panen,”sebutnya.

 

Diketahui saat ini harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional wilayah Sulsel semakin pedas lantaran dipengaruhi minimnya pasokan dari distributor.

 

Kenaikan harga cabai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain berkurangnya pasokan cabai dari petani akibat musim kemarau, meningkatnya permintaan cabai dari masyarakat, dan adanya spekulasi harga oleh oknum pedagang.

 

Meski menguntungkan bagi petani, kenaikan harga cabai juga berdampak pada masyarakat konsumen. Hal ini karena cabai merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan dalam sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *