Online24, Makassar – Perumda Air Minum Kota Makassar dianggap tidak mampu menyelesaikan persoalan klasik yang dialami perusahaan tersebut, yakni distribusi air yang tak merata. “PDAM tidak begitu serius menangani persoalan tersebut, lantaran merasa telah memonopoli pelayanan air di Kota Makassar,” kata Ray, Jumat, 23 Juli 2021.
“Saya kira PDAM ini butuh kompetitor supaya dia bisa lebih serius tangani pelayanan air di sejumlah daerah utara ini. Persoalan ini sudah lama dan sampai sekarang belum tertangani dengan baik, kalau satu perusahaan yang tangani ini pasti terserah dia mau apa,” tambah politisi Demokrat itu.
Kondisi kekeringan kata dia tak hanya terjadi saat musim kemarau, bahkan saat musim penghujan ketersediaan air yang layak masih sulit didapatkan oleh masyarakat. Kalaupun dapat terlayani, yang didapatkan justru tidak maksimal. “Ada beberapa yang bayar terus, tapi tidak mengalir-mengalir airnya, bahkan yang mengalir juga pasti tidak layak airnya,” katanya.
Pelayanan kata dia akan lebih baik seiring meningkatnya persaingan dari perusahaan. Ray mengatakan sejumlah kota-kota besar dunia menganggap persaingan justru baik, karena mendorong peningkatan kualitas layanan. “Kota besar itu ciptakan lebih dari dua perusahaan, bahkan mereka turun langsung mencari warga untuk dijadikan member mereka,” katanya.
Sementara itu Lurah Buloa Kecamatan Tallo, Oddang Nai mengatakan sistem pipanisasi dari PDAM di wilayah Utara disebutnya masih sangat minim. Masyarakat di daerahnya hanya mengandalkan Pamsimas atau menara air, dimana airnya pun terbatas hanya mampu melayani 50 rumah tiap harinya.
“Pamsimas kita ini cuma bisa melayani 50 rumah, jadi memang tidak pakai sistem pipanisasi karena kendalanya juga debit air tidak banyak,” katanya.