Online24, Makassar – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menerjunkan 150 pemeriksa kesehatan hewan kurban. Mereka akan memeriksa kondisi kelayakan hewan kurban.
Tim ini terdiri dari dinas lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dan ada pula mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang bergabung.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar, Andi Herliyani mengatakan pemeriksaan dilakukan mulai dari fisik, umur hewan, kecacatan, maupun pengambilan sampel darah berkaitan dengan penyakit antraks atau PMK.
Dijelaskannya, tim ini telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sejak beberapa hari lalu.
“Itu yang menjadi fokus tim ini. Ada delapan kecamatan di Makassar yang memiliki titik penjualan dan tersebar. Ada empat tim yang dibagi di delapan kecamatan itu,” kata Herliyani, Rabu (6/7/2022).
Menurutnya, bila pemeriksaan berlangsung aman, pihaknya bakal mengeluarkan surat kesehatan hewan yakni kartu sehat hewan. Maka dari itu masyarakat diminta selektif dalam memilih hewan kurban nantinya.
“Ada kartunya. Termasuk penanda (nomor) di tanduknya. Setiap sapi ada kode kartu juga kode penandaan. Kartu itu menjamin hewan kurban layak jual. Kalau tidak layak berarti tidak dikasih,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar Evi Aprialty mengatakan tugas timnya yakni melakukan pemeriksaan, antemortem dan post mortem.
Pemeriksaan itu seperti, pemeriksaan secara fisik hewan. Layak tidaknya dipotong, sesuai tidak dengan syariat Islam.
“Tugas teman-teman dari relawan dan akademisi yang nanti itu melihat juga dengan bagaimana setelah pemotongan hewan setelah kurban,” ujar Evy.
Kata dia, pemeriksaan post mortemnya dijadwalkan 9 Juli 2022 mendatang. Itu, mengenai pemeriksaan isi dalam daging sapi itu.
“Itu tugas dari tim kedokteran dari Unibos, Unhas dan Fakultas peternakan UIN dan Unismuh,” jelasnya.
Ia mengaku sudah rapat beberapa kali dan sesuai dengan aturan bahwa tidak boleh melakukan penjualan di pinggir jalan, harus ada tempatnya sendiri, tempat khusus untuk pemotongan hewan.
“Di situ kami datangi. Jadi data itu sudah diberikan kepada kami untuk lokasi-lokasi di kecamatan. Disarankan di RPH. Tugas kita selalu melakukan pengawasan dalam hal wabah penyakit,” ungkapnya.