Online24jam, Makassar, – Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan mengumumkan inflasi yang mencapai 2,96%, di bulan April 2020. Hal itu disampaikan Deputy Director Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Adang Kurnia Saputra melalui konferensi bersama media, Selasa (19/5/2020).
Adang Kurnia mengatakan selama bulan April 2020 inflasi menurun hampir di seluruh wilayah Indonesia hingga mencapai 2,6% YoY. Ini dikarenakan permintaan masyarakat akan barang dan jasa menurun. Sehingga penjual mulai menurunkan harga (yang penting laku).
Dijelaskan bahwa urutan inflasi di Sulawesi Selatan tersebut meliputi Kota Makassar, Kabupaten Watampone, Kabupaten Parepare, Kabupaten Bulukumba, dan Bone.
“Inflasi tahunan Sulsel terutama didorong oleh kenaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau (5,19% yoy). Sementara kelompok transportasi, informasi, komunikaai, dan jasa keuangan mengalami deflasi (penurunan harga) itu juga rata-rata yang pengguna yakni di medis atau yang mobilitas tinggi kayak pejabat dan lain-lain,” lanjut Adang.
Adapun gejolak kenaikan harga di Sulawesi Selatan justru ada pada perhiasan salah satu penyumbang inflasi inti (36,61% yoy), air kemasan (14,24%), rokok (7,58%), ayam goreng (14,53%), gula pasir (21,71%), hingga pisang (18,79%).
Namun disayangkan, khusus komoditas gula pasir dikhawatirkan semakin berkurang mengingat kebutuhan masyarakat tinggi. Tidak hanya di Sulawesi Selatan, melainkan terjadi seluruh wilayah Indonesia.
“Selain itu, ketersediaan bahan pangan lain dikhawatirkan akan berkurang, khususnya beras. Mengingat Sulsel masih menjadi lumbung beras untuk wilayah Timur dan bahkan pusat. Tapi semoga kita tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok kita ini sampai pandemi berakhir,” tutupnya.