Online24, Makassar – Fenomena pecah kongsi antara Bupati dan Wakil Bupati pada proses pilkada selanjutnya merupakan fenomena politik yang biasa. Seperti kita ketahui, sejumlah daerah di Sulawesi Selatan yang semula pada 2015 berpaket kemudian pada 2020 berpisah bahkan saling berlawanan.
Diantaranya, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Luwu Timur. Ramadhan Pomanto – Syamsul Rizal yang berpasangan di Makassar pada tahun 2014-2018 kemudian pada tahun 2020 ini berhadap hadapan.
“Rivalitas seperti bisa membuat fragmentasi di birokrasi pemerintahan”, urai A. Luhur Prianto, pengamat politik pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sebaliknya alumnus Universitas Hasanuddin itu, bagi pasangan yang maju tanpa berpisah antara Bupati dan wakilnya “maka mereka tidak butuh waktu untu adaptasi, harmoni, hubungan dan konsolidasi birokrat” tambah Luhur.
Salah satu contoh kepala daerah yang tetap berpaket utuh adalah paket kandidat di Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae dan Victor Datuan Batara yang kembali maju sebagai paket pertahana di Pilkada Tana Toraja 2020. Pasangan ini terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati pada tahun 2015.
“Kalau kepala daerah petahana masih mempertahankan wakilnya, maka mereka tentu bisa lebih progresif melanjutkan agenda kebijakan dan visi bersama’ jelas Luhur. Pasangan tersebut jika terpilih lanjut Luhur, tidak butuh waktu untuk adaptasi dan konsolidasi birokrasi. “Mereka bisa langsung running mengeksekusi progra, di tahap awal kepemimpinan periode keduanya” jelasnya.
Pada Pilkada 2020 ini, masa periode kepala daerah hanya berjalan tiga tahun lebih Yani pada tahun 2021-2024. Tentu, masa pemerintahan yang singkat ini akan mempengaruhi kelangsungan pemerintahan.