Online24, Makassar – Sikap KPU Makassar yang ngotot menghelat debat kandidat di Jakarta terus menuai kontroversi. Setelah KPID, kini giliran praktisi penyiaran dan akademisi yang tidak setuju dengan rencana debat kandidat di Jakarta.
Mantan pimpinan Ve Chanel Makassar, Andi Muhammad Fadli menilai alasan efisiensi yang disampaikan KPU Makassar sangat tidak beralasan. Mantan wartawan nasional La TV dan Trans tv ini mengatakan, tidak ada rumah TV nasional yang lebih murah dibanding lokal.
“Di mana-mana, tv nasional swasta lebih mahal. Estimasinya Rp220 juta untuk air time plus biaya lain hingga 250 juta, ” jelas Fadli keheranan.
Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar ini menambahkan jika TV lokal anggaran 200 jt itu sudah bisa mengcover dua hingga tiga televisi.
“KPU bilang efisiensi. Hitungannya di mana? Lucu kalau dianggap efisiensi,” katanya.
Dosen Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Andi Fauziah menambahkan biaya hotel dan perjalanan dinas itu perlu alokasi khusus.
“Hotel kan perlu. Komisioner dan intel yang melekat. Belum lagi beberapa staf juga harus hadir. Semua itu anggaran banyak. Jadi kalau alasan efisiensi bisa terbantahkan,” kata Fauziah.
Mengenai pertimbangan keamanan, menurut dosen produksi dan program TV UIN Alauddin ini, masih perlu pengkajian.
“Emang pernah polisi mengaku bahwa tidak bisa antisipasi pengamanan debat. Kalau memang polisi pernah bilang, masuk akal,” kata Fadli yang juga mantan komisioner penyiaran tahun 2010 ini.(*)