Online24, Makassar – Pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) tak henti-hentinya mendapat tudingan dan serangan dari kubu rivalnya semenjak pilkada bergulir.
Bahkan, di masa tenang pun, Danny Pomanto dilaporkan ke polisi lagi oleh keluarga kandidat walikota Munafri Arifuddin. Hanya beberapa hari berselang pasca-lembaga survei merilis temuan riset terbarunya jika elektabilitas Danny-Fatma terus melejit jelang pencoblosan.
Ini bukan kali pertama kubu Appi melaporkan Danny-Fatma. Sebelumnya juga melaporkan dugaan bagi-bagi sembako. Bahkan sampai beredar wacana jika Danny-Fatma akan didiskualifikasi di Pilkada Makassar.
Tapi kebenaran menemukan jalannya sendiri. Danny-Fatma tidak terbukti sama sekali dari kasus yang dilaporkan kubu Appi-Rahman. Danny-Fatma lolos dari upaya didiskualifikasi, dan pihak kepolisian menghentikan proses hukum kasus tersebut.
Pasca-lolos dari upaya diskualifikasi, Danny-Fatma kembali mendapat berbagai tudingan hoaks dan fitnah. Dihembuskan secara massif. Bahkan mengangkat isu SARA melalui selebaran yang dibagi ke tempat-tempat umum.
Hanya saja, dari serangkaian tudingan hoaks dan fitnah itu, Danny maupun Fatma menanggapi dengan cara-cara yang sabar. Tidak terprovokasi apalagi sampai membalas dengan memunculkan hoaks dan fitnah pula. Memilih tetap konsisten menebar kebaikan.
Kesabaran dan kedewasaan Danny-Fatma berpolitik, mendapat apresiasi dari elemen masyarakat. Tak heran, hasil survei terbaru lembaga profesional, elektabilitas duet ini terus melejit di posisi pertama. Angkanya menembus 45,9%. Jauh mengungguli Appi-Rahman dan dua pasangan lainnya.
Elektabilitas Danny-Fatma mengalami kenaikan sekira 5% dari survei sebelumnya. Saat itu berada di kisaran 40%. Tapi mendekati pencoblosan, pemilih yang dulunya belum menentukan pilihan, sebagian mantap mendukung Danny-Fatma.
“Salah satu yang membuat elektabilitas Danny-Fatma bertambah, karena pasangan ini konsisten di visi-misinya. Dan bisa jadi pasca-debat ketiga kemarin, swing voters sebagian bisa ke ADAMA,” kata Direktur Riset CRC, Muhammad Nur Hidayat, Sabtu (5/12/2020).
Sekadar diketahui, di posisinya yang terus diunggulkan memenangkan pertarungan, kubu tertentu terkesan masih mencari berbagai cara untuk menghentikan laju kemenangan Danny-Fatma, atau bagaimana menurunkan elektabilitasnya.
Terbaru, yakni melaporkan Danny ke Polda Sulsel terkait rekaman suara yang dituding menghina Jusuf Kalla. Padahal rekaman yang beredar itu, suara yang mirip Danny hanya mengulangi isu nasional tersebut. Mengingat, jauh sebelum suara ini beredar, perbincangan itu menjadi konsumsi elit nasional dan dibahas di Warkop.
Dan jika di rekaman suara itu benar adalah Danny, maka Danny bukan pada posisi sengaja menebar fitnah. Tapi mengutip konsumsi yang sudah jadi pembahasan nasional itu.
Tapi apapun yang dialamatkan ke Danny, warga tak akan mudah percaya. Sebab sekali lagi, Danny memang sejak dulu “ditarget” kubu tertentu agar tidak maju atau digagalkan menjadi walikota. Mengingat Danny dikenal sebagai pemimpin yang tak bisa berkompromi dengan siapapun yang ingin merampas hak-hak rakyat. *