Online24, Makassar – Setelah dilantik nanti, pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota Makassar Ramdhan ‘Danny’ Pomanto-Fatmawati Rusdi, langsung akan bekerja memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayahnya. Sesuai jadwal, Danny-Fatma akan dilantik bersama para bupati-wakil bupati terpilih lainnya, pada 26 Februari, oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Dalam program tracing dan testing Covid-19, Danny akan menggunakan alat pendeteksi virus Covid-19 yang dikembangkan ahli Universitas Gajah Mada (UGM) GeNose. Danny rencananya akan mendatangkan 1.000 unit mesin GeNose untuk membantu program penanganan Covid yang akan di-launching awal Maret nanti.
“Nanti alat GeNose ini dibutuhkan untuk melakukan tracing dan testing di seluruh kelurahan, RT-RW di Makassar, untuk mendeteksi warga dan nantinya diketahui treathment yang akan dilakukan pada warga yang terinfeksi sesuai kadar gejalanya,” ungkap Danny, Selasa (23/2/2021).
Sementara menurut Project Leader GeNose UGM, Dr Isnaini, usai bertemu dengan Danny-Fatma, pihaknya mengapresiasi program yang akan dilaksanakan Pemkot Makassar dengan melibatkan alat pendeteksi Covid-19 temuan anak bangsa sendiri.
“Program ini luar biasa, dibutuhkan keberanian dari seorang pemimpin, karena teknik untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ini harus segera serentak, coverage-nya harus 85 persen, di bawah itu sulit, di Indonesia hanya 3 persen coverage-nya, makanya puncak Covid-19 belum jelas,” ujar Isnaini.
Terkait rencana Pemkot membeli 1.000 unit mesin GeNose dengan kantongnya, lanjut Isnaini, dengan asumsi testing dilakukan pada seluruh warga Makassar yang berjumlah sekitar 1,5 juta, anggaran pengadaan diperkirakan mencapai Rp 300 Miliar.
“Coba bandingkan dengan alat testing lainnya, PCR Rp900 ribu, Antigen Rp200 ribu, pakai GeNose sekali testing hanya Rp11 ribu. Kita lihat di Bali, akibat pandemi kehilangan devisa Rp116 triliun, dengan anggaran recovery Rp1 triliun, mereka akan menyelesaikan masalah yang terjadi,” pungkas Isnaini.
Isnaini menambahkan, teknologi GeNose ini sudah mulai diterapkan di beberapa stasiun kereta api di Pulau Jawa, dan nantinya akan diterapkan di bandara dan pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia.(*)