Online24, Luwu Utara – Pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) kembali melakukan normalisasi di bagian kanan hulu jembatan Masamba, Selasa 31 Agustus 2021. Pengawas lapangan BBWSPJ, Fahruddin mengatakan normalisasi yang dilakukan berupa pengerukan sedimentasi hingga kedalaman 1 meter.
“Normalisasi ini bagian dari pekerjaan tanggul dan itu sudah dari dulu kita kerjakan, karena sekarang terjadi peninggian penambahan sedimentasi makanya hari ini kembali kita lakukan pengerukan,” ucap Fahruddin.
Normalisasi yang dilakukan saat ini adalah salah satu upaya pengendalian banjir di sungai Masamba. “Pekerjaan ini belum optimal karena pengendalian sedimen di hulu berupa pembangunan Sabo Dam masih direncanakan akan dibangun tahun depan. Jadi pengerukan ini adalah pekerjaan sementara yang bisa kita lakukan agar air tidak meluap ke pemukiman warga,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPUTRPKP2) Luwu Utara, Sri Rahayu menyampaikan hasil pengerukan langsung dibawa ke tempat penampungan yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah dalam hal ini DPUTRPKP2 dan disetujui oleh balai. “Untuk saat ini sudah ada lima disposal area yang disediakan pemerintah daerah, lahan pribadi masyarakat 4, lahan bandara 1,” kata Sri saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.
Diakui Sri Rahayu, sampai saat ini masih ada masyarakat yang mengajukan dan bersedia digunakan lahannya sebagai tempat penampungan sedimen. “Tadi ada lagi yang mengajukan, besok baru kami buat rekomendasinya karena untuk penentuan disposal tidak bisa kami berikan rekomendasi begitu saja, karena terkait material yang tidak bisa dibawa keluar dalam jangka waktu tertentu karena akan diaudit untuk volume material yg ditampung,” singkatnya.
Tak hanya balai, saat ini juga berlangsung pekerjaan berupa pengerukan di bagian hilir kanan setelah jembatan Masamba oleh DPUTRPKP2. Hanya saja hasil pengerukannya dimanfaatkan menjadi tanggul darurat yang berfungsi sebagai penghalang agar air sungai tidak meluap ke pemukiman warga dan ruas jalan Masamba saat hujan deras melanda.
Sebagai informasi berdasarkan hasil identifikasi dari Lembaga Kajian Kebencanaan Universitas Hasanuddin disebutkan bahwa total estimasi sedimentasi banjir bandang di tiga sungai pascabanjir di Luwu Utara pada 13 Juli 2020 lalu sebesar 222.476.966 m³. Rinciannya adalah sungai Rongkong 136.838.603 m³, sungai Masamba 55.131.761,29 m³, dan sungai Radda 9.141.608 m³.