Diduga Patah Hati, Mahasiswi di Makassar Nekad Bunuh Diri dengan Cara Gantung Diri

Hukum2 Views
banner 468x60

Online24jam Makassar, – Dunia Perguruan Tinggi kembali dikejutkan dengan meninggalnya salah seorang mahasiswi aktif (21 tahun) ditemukan tewas tergantung di dalam rumahnya di Komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok C, Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sabtu 11 September 2021. Korban meninggal diduga karena jadi korban asmara, karena stres sehingga tega mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulpan menyayangkan peristiwa ini, karena mahasiswa yang selama ini adalah cerminan masyarakat yang intelek, cerdas dan selalu mengedepankan logika dalam pengambilan setiap keputusan yang akan ia ambil, namun justru hal yang demikian ini tercoreng akibat dari perbuatan oknum mahasiswa yang hanya karena masalah sepele (asmara) kemudian berujung pada hilangnya nyawa.

“Kami pihaknya tentunya mendorong jajaran untuk melakukan penegakan hukum, mengusut peristiwa tersebut secara tuntas agar masyarakat mengetahui apa sebenarnya yang menjadi motiv mahasiswa tersebut meninggal, sehingga situasi kamtibmas tetap terjaga di kota Makassar,” Ujarnya.

Menurutnya, peristiwa tersebut bukanlah kali pertama terjadi, terhitung empat tahun terakhir ini di kota Makassar, Sulawesi Selatan peristiwa serupa sudah beberapa kali terjadi dan menurut hasil penyelidikan aparat Kepolisian korban meninggal rata-rata ada kaitannya dengan masalah asmara.

Karena itu, peristiwa ini tidak boleh dianggap sepele terutama oleh para akademisi yang selama ini banyak berinteraksi dengan dunia akademik dan penelitian. Kiranya perlu dilakukan evaluasi dan pengkajian secara mendalam; apa yang melatarbelakangi paling mendasar begitu mudahnya oknum mahasiswa belakangan ini kerap mengakhiri hidupnya, apakah benar-benar murni karena asmara atau mungkin ada faktor lainnya?.

Langkah ini tentu bukan dalam kapasitas mengintervensi pihak aparat Kepolisian dalam menjalankan tugasnya untuk mengusut peristiwa tersebut, namun secara internal bertujuan untuk mengevaluasi metode pembelajaran di kampus, yang selama ini mungkin terlalu memprioritaskan transfer pengetahuan semata sehingga mengesampingkan nilai-nilai moral dan pembentukan karakter kepada mahasiswa.

Peristiwa bunuh diri yang sering menimpa kalangan usia produktif khususnya mahasiswa menjadi salah satu indikator terjadinya kemunduran dan dekadensi moral di kalangan dunia akademik, untuk itu perlu dikaji secara komprehensif agar diketahui akar masalahnya.

“Dari peristiwa ini tentu tidak hanya dibebankan kepada pihak kampus semata namun juga harus menjadi tanggungjawab dan perhatian serius bagi pemerintah orangtua dan tokoh agama. Sehingga dengan kolaborasi semua pihak pada saat yang sama akan membantu tugas Kepolisian dalam menjaga situasi kamtibmas di kota ini.” Pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *