Beginilah perjuangan Nenek Suryati seorang penyapu jalanan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diusianya yang sudah tua ia rela banting tulang dengan upah Rp.50 ribu/hari untuk dirinya juga pendidikan ketiga cucunya yang masih kecil.
Online24jam, Makassar, – Sudah tiga bulan lamanya adik Farisa (7 tahun), Faris (5 tahun), dan Sellin (3 tahun) ditinggal pergi sang ibu dalam keadaan meninggal dunia setelah bertahun-tahun sakit, kini mereka diasuh oleh sang nenek yang sudah tua.
Namanya Nenek Suryati, Di gubuk kecil dan bolong tanpa sekat yang berada di Kampung Pandang Jalan Adyaksa, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ia tinggal dan merawat ketiga cucunya. Disinilah mereka bercanda gurau sambil meratapi hidup.
“Apapun saya akan lakukan untuk menyekolahkan mereka, selama itu halal, saya rela bekerja apa saja agar mendapatkan pendidikan yang layak”, tutur nenek Suryati saat dihampiri oleh tim Aksi Cepat Tanggap di rumahnya saat sedang sibuk mengurus cucunya.
Nek Suryati yang hanya bekerja sebagai penyapu jalanan, harus banting tulang sendirian untuk menafkahi ketiga cucunya, terlebih lagi mereka akan masuk sekolah tahun ini.
Hidup dalam kemisikinan dan tinggal di gubuk pemukiman sampah menjadi motivasi Nek Suryati ingin menyekolahkan cucu-cucunya agar tidak lagi menderita. Upah senilai lima puluh ribu rupiah per hari menjadi pendapatan satu-satunya Nek Suryati yang saat ini bekerja sebagai Cleaning Service di salah satu kelurahan di Kota Makassar. Gaji yang diterimanya, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan juga tabungan untuk pendidikan ketiga cucunya.
ACT Sulsel juga mengajak sahabat dermawan berpartisipasi turut mendukung ikhtiar Nenek Suryati untuk pendidikan ketiga cucunya dengan Sedekah Terbaikmu. Bantuan kemanusiaan dapat di tunaikan melalui tautan https://indonesiadermawan.id/BantuNekSuryati. Atau melalui rekening BSI # 716 417 0645 dengan konfirmasi transfer via WA ke 0821 9224 1414 atau mengunjungi halaman instagram @act_sulsel.