ONLINE24, Makassar – Dimulai dari Pinrang, Sulsel, tiga band rock ini telah mengawali ‘perjalanan cadas’ pada 2 Oktober 2022 lalu.
Lalu tiga band ini menyentak Gowa pada 8 Oktober. Berselang sehari kemudian, mereka menemui dan menghibur para penggemarnya di Takalar.
Tiga band rock ini ‘melayari’ sembilan kota di dua provinsi dalam Tour 2022 yang diberi tajuk “Buka Jalur”.
Kota-kota lainnya pun menanti Phinisi East Kingdom, Frontxside dan Rising Road.
Berturut-turut, pada 29 Oktober tiga band ini tampil di Majene dan sehari kemudian menghentak Polman, dua kota di Sulawesi Barat (Sulbar).
Lalu mereka kembali “Buka Jalur” ke Sulsel dengan tampil di Toraja pada 5 November 2022.
Frontxside adalah band pengusung aliran hardcore yang berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan.
Dikutip dari laman Djarumcokelat.com, Frontxside lahir pada 17 Juni 2012.
Dalam formasi awal, Fronxside terbentuk dari para personel yang berasal dari daerah berbeda, seperti Rizky yang berasal dari Palu, dan Eggy yang berasal dari Depok.
Frontxside terbentuk berdasarkan ideologi pemikiran untuk menjalin keakraban, persatuan, persaudaraan dan silaturahmi antar bangsa serta memajukan musik indonesia khususnya Kota Makassar.
Frontxside terdiri dari Indhar (vokal), Eka Ganjar (bass, back vokal), Wawan Undo (gitar, back vokal), dan Rizky (drum).
Band ini dikenal dengan lagu-lagu hardcore seperti “Make It Go”, Everyday”, “Pencari Kerja”, dan “Revolusi”.
Rising Road adalah sebuah proyek musik keras asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Ditakik dari laman Milisi.id, Rising Road berarti “Jalan Pemberontakan” sebagai wadah luapan ekspresi dari sebuah kekesalan, protes, pemberontakan akan sajian sehari-hari mencakup sosial, politik, alam yang semakin merusak disegala lini.
Risingroad berdiri pada akhir tahun 2017 atas prakarsa dari Redit (Vocal, Bass) dan Fandy (Gitar).
Redit mulai menulis beberapa lirik lagu serta lagu pertama yang berjudul “Bara Regenerasi” yang akhirnya kemudian menjadi judul EP album.
Risingroad memainkan gaya musik yang dominan cepat, tegas dan lugas khas Trash Metal dan Hardcore Punk, dengan mengambil ketukan D-Beat di tiap lagu, dibalut dengan sound gitar yang tajam dan sound bass yang pecah, serta geraman vocal yang berat nan meraung raung sebagai luapan emosi.
Pada Februari 2020 setelah melalui proses workshop yang cukup singkat, band pun berinisiatif memulai proses rekaman lima materi untuk EP perdana mereka.
Proses rekaman dilakukan kurang lebih selama 2 bulan dikarenakan masuknya masa-masa yang tidak tentu ini.
Di Oktober 2020 silam, band ini merilis EP bertajuk “Bara Regenerasi” berisikan 5 materi ‘berbahaya’ yang dibuka riff pemandu dari “Api Belantara”.
“Api belantara” terinspirasi dari kasus Kahutla 2019 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah seluas 134.227 hektare lahan terbakar.
Rising Road memaknai bahwa setiap kebakaran hutan dari sudut pandang mereka adalah kepentingan politisi tertentu dalam upaya pembebasan lahan untuk membuat pergerakan proyek-proyek negara lebih cepat.
Phinisi East Kingdom
Band electro modern rock, Phinisi East Kingdom adalah pemilik lagu-lagu fresh di jagat musik rock, di antaranya “Knockout (K.O)”, “Feel Free”, “Stronger” dan “Waktu Indonesia Senja”.
Phinisi East Kingdom terdiri dari Ra (vocal, guitar), Zack (bass, synth, backing vocal) dan Dri (drum, backing vocal).
Musisi Winky Wiryawan atau DJ Winky dalam sebuah review di kanal YouTube Phinisi East Kingdom menilai lagu “Feel Free” sebagai sesuatu yang fresh, khususnya dalam belantara musik rock.
“Gokil, gokil… lagunya terlalu enak, nuansanya, spiritnya, enaklah, anak band banget,” kata DJ Winky.
DJ Winky bahkan mengakui bahwa mendengarkan lagu Feel Free adalah aransemen musik terbaik – khusus di ranah Electro Modern Rock – yang pernah dia dengar.
“Gila…ini aransemen musik terbaik yang pernah saya dengar,” ungkapnya.
Salah satu music arranger Tanah Air, Gilbert Pohan dalam sebuah review menuangkan kekagumannya terhadap lagu “Feel Free” besutan band yang digawangi Zack (Bass), Ra (Vocal Gitar) dan Dri (drum).
“Komposisi, sound engine, lirik, menyatu, enak, next bisa diajak kolabs,” kata Gilbert.
Menurut sang vokalis, Ra, nama band ini lahir dari kecintaan terhadap warisan budaya dunia yang merupakan milik asli Indonesia, yaitu perahu Pinisi.
“Phinisi East Kingdom dapat diartikan Pinisi Kerajaan dari Timur. Kami ingin mengangkat ikon Pinisi sebagai salah satu warisan budaya dunia. Aliran kami Electro Modern Rock,” kata Ra.