ONLINE24, HELSINKI, Finlandia – Tokoh Kunci Perdamaian Aceh, Jusuf Kalla, menceritakan kisah sukses Perdamaian Aceh dihadapan Korps Diplomatik dan Tokoh Internasional yang hadir pada acara mengenang Almarhum Presiden Martti Ahtisaari di Gedung Bursa Efek Helsinki, Sabtu 11/11/2023 siang waktu setempat. Kisah sukses Perdamaian Aceh ini, menjadi inspirasi dan hendak dijadikan model penyelesaian konflik diberbagai belahan dunia.
JK tampil sebagai pembicara pertama dalam acara remembrance of President Martti Ahtisaari yang diselenggarakan oleh Crisis Management Initiative (CMI) yg didirikan oleh Almarhum Ahtisaari. Mantan Presiden Filandia tersebut adalah mediator perundingan damai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka pada tahun 2005. Ia pemenang nobel perdamaian tahun 2008. Ahtisaari wafat tiga pekan lalu, tepatnya 16 Oktober 2023.
Hal yang menjadi istimewa dalam perundingan RI-GAM, yaitu Selama perundingan tidak ada gencatan senjata, karena akan dijadikan pihak-pihak bertikai untuk membangun kekuatan baru. Disaat yang sama, kedua belah pihak yang berkonflik harus membatasi diri untuk tidak saling menyerang.
Menurut JK, Hal lain yang berbeda dalam penyelesaian konflik di Aceh, yaitu saat kedua belah pihak sepakat menandatangani Nota Kesepahaman Perdamaian di Helsinki, yaitu senjata milik GAM diserahkan kepada Pihak Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotan Uni Eropa dan ASEAN, kemudian dipotong dan saat yang bersamaan, personel TNI Non Organik di Aceh, dikembalikan ke Pangkalannya masing-masing.
*_JK minta Ahtisaari sebagai Fasilitator_*
Sementara itu, dibagian lain sambutannya Jusuf Kalla menceritakan kisah ia berbicara melalui telepon dengan Ahtisaari pada Desember 2004. Saat itu, Jusuf Kalla meminta kesediaan Ahtisaari menjadi mediator perundingan Aceh. Ahtisaari minta mandat tertulis. Hari itu Jumat sore, kata Kalla. Jusuf Kalla mengirim SMS yg mengangkat Ahtisaari sebagai Mediator. Tak lama berselang, Ahtisaari menelpon Kalla. “Mana mandat tertulisnya Pak Wapres ?” tanya Ahtisaari. SMS kan juga tertulis, jawab JK. Hadirin pun langsung tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya JK menjanjikan mandat tertulis tersebut pada hari Senin. Ternyata, mungkin karena lupa, hingga ajal menjemput Ahtisaari, mandat tertulis tidak pernah dia terima. Yg penting, lanjut JK lagi, kita sudah damai. Dan itulah kontribusi terbesar Ahtisaari buat Indonesia. Almarhum adalah sahabat Infonesia. Kami berutang pada almarhum, tegas JK.
Kini 18 tahun Aceh telah damai, masyarakat terlah hidup berdampingan dengan mantan kombatan GAM. Banyak Negara dan Lembaga Perdamaian di dunia, yang ingin mengambil contoh kisah sukses Perdamaian Aceh tersebut. (Team Media JK)