Online24,Maros — Pesawat Malino Air rute Jakarta-Makassar (CGK-UPG) mengalami kecelakaan saat proses landing (mendarat) di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Pesawat dengan nomor penerbangan MAL113/PK-MAX ini mengalami terpaan angin ekstrem dengan kecepatan ≥25 knot dari arah
tenggara, yang mengakibatkan pesawat tidak dapat melakukan pendaratan dengan
sempurna.
Pilot lalu memutuskan untuk go around, namun terjadi kerusakan pada mesin bagian kiri pesawat.
Tak lama berselang, pesawat yang mengangkut 131 penumpang dan 6 awak ini, kemudian terbakar.
Sebanyak tiga armada Aircraft rescue and firefighting (ARFF) pun langsung diterjunkan untuk menjinakkan api.
33 penumpang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden ini.
Sementara 20 penumpang lainnya luka berat, 29 penumpang luka sedang dan 49 pesawat luka ringan.
Demikianlah rangkaian simulasi dalam Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) Dirgantara Raharja ke-113 di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kamis (30/11/2023).
Kegiatan ini bertujuan untuk menguji kemampuan dan kesigapan seluruh personel operasional bandara.
Serta untuk menguji dokumen yang berlaku dan _Standar Operating Procedure_ (SOP) lainnya ketika terjadi keadaan darurat di bandara.
Direktur Operasi AP1 MMA Indah Preastuty mengatakan dalam latihan PKD tersebut, fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit dan instansi komunitas bandara diuji.
Selain untuk menguji personel, latihan PKD juga merupakan upaya untuk menguji Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara.
“Aspek keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan dalam bisnis kebandaraudaraan karena berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia,” ungkapnya.
Latihan PKD di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin mencakup 3 jenis latihan.
“yaitu simulasi kecelakaan pesawat terbang atau aircraft accident exercise, simulasi penanganan ancaman keamanan bandara atau security exercise, dan simulasi kebakaran gedung terminal atau fire building exercise,” terangnya.
Dalam pelaksanaannya, latihan PKD ke-113 di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin tidak hanya melibatkan personel yang berasal dari internal AP1 saja, tetapi juga melibatkan personel dari sejumlah instansi stakeholder terkait.
Antara lain dari Perum LPPNPI (AirNav Indonesia) Makassar, TNI, Kepolisian, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Basarnas, rumah sakit sekitar bandara, serta maskapai penerbangan. Secara total, sebanyak sekitar 862 personel dari AP1 dan dari instansi stakeholder yang terlibat.
“AP1 berkomitmen untuk terus mengasah dan meningkatkan kualitas dan kemampuan personel untuk menghadapi setiap risiko, ancaman, serta gangguan keselamatan dan keamanan penerbangan, serta untuk dapat melakukan pertolongan dan evakuasi dalam keadaan darurat,” lanjut Indah.
General Manager Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Taochid Purnomo Hadi turut menambahkan semua simulasi dirancang sedemikian rupa mendekati kondisi nyata.
“Meskipun demikian, kegiatan ini telah dipersiapkan sehingga tidak menganggu operasional penerbangan dan pelayanan pengguna jasa bandara,” tutupnya.(*)