Mars Perkuat Upaya Penelitian Kakao dan Sumber Daya yang Lebih Berkelanjutan di Indonesia

Ekonomi, Nasional, News1407 Views
banner 468x60

Online24, Makassar – PT Mars Symbioscience Indonesia, unit bisnis dari Mars,  Incorporated, produsen cokelat selama lebih dari 100 tahun, hari ini mengadakan kunjungan media di  Fasilitas Riset Kakao Mars (Mars Cocoa Research Station – MCRS) di Pangkep. Acara ini bertujuan  memberikan wawasan tentang berbagai upaya Mars dalam mengatasi tantangan utama industri kakao di  Indonesia serta membahas komitmen perusahaan dalam mendukung rantai pasok kakao yang lebih  modern, inklusif, dan berkelanjutan.  

Petani kakao di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti pohon yang menua, serta  meningkatnya serangan hama dan penyakit, termasuk Cocoa Pod Borer atau penggerek buah kakao dan  Black Pod Disease atau penyakit busuk buah hitam. Tantangan pertanian lebih luas lainnya juga  memperburuk kondisi ini, seperti penurunan kesehatan tanah, manajemen lahan yang kurang efektif,  perubahan iklim, serta terbatasnya akses ke bibit unggul, serta pembiayaan. Selain itu, riset kakao yang  masih terbatas dan transfer teknologi yang belum optimal menyebabkan produktivitas yang rendah,  bahkan hanya mencapai sepersepuluh dari potensi maksimalnya.  

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Mars telah berinvestasi mendirikan fasilitas riset kakao di  Tarengge, Luwu Timur (berdiri sejak 2012) dan Pangkep (berdiri sejak 2017), yang berfokus pada  pengelolaan hama terpadu, pemuliaan tanaman, kesehatan tanah, dan peningkatan produktivitas lahan.  Baru-baru ini, Mars juga meresmikan Cocoa Advanced Research Laboratory (CARL) di Pangkep, sebuah  laboratorium yang akan berperan penting dalam penelitian pertanian dan pengembangan teknologi  guna mendukung petani di Indonesia. Kedua fasilitas riset ini merupakan bagian dari jaringan penelitian  kakao global Mars, yang juga mencakup pusat riset di Brasil, Ekuador, dan Amerika Serikat.  

Salah satu temuan penting dari penelitian Mars adalah pentingnya peralihan dari sistem pertanian  monoklonal (satu klon) ke multiklonal (beragam klon). Banyak petani kakao di Indonesia selama ini hanya menanam satu jenis klon unggul yang tidak dapat melakukan penyerbukan sejenis, sehingga  menyebabkan produktivitas yang rendah. Riset Mars menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis  klon kakao unggul yang kompatibel dapat meningkatkan produktivitas hingga 50%.  

Agus Purwantara, Station Manager Mars Cocoa Research Station Pangkep, dalam kunjungan ini  menjelaskan, “Praktik multiklonal bertujuan mengoptimalkan hasil panen kakao dengan memastikan  kompatibilitas genetik antar klon. Setidaknya tiga klon yang kompatibel dan maksimal 60% dari klon ini  harus disebar secara merata serta ditanam berdekatan agar proses penyerbukan dapat terjadi secara  optimal.”

 

Selain itu, Mars juga mendorong praktik agroforestri kakao yang lebih beragam, yang dapat membantu  meningkatkan ketahanan lahan dan produktivitas, sekaligus memberikan pendapatan yang lebih stabil  bagi petani. Dengan menanam berbagai jenis tanaman di sekitar pohon kakao, petani dapat lebih  terlindungi dari fluktuasi harga komoditas dan musim panen yang rendah. Pendekatan ini juga dapat  membantu mengurangi dampak cuaca ekstrem, seperti kekeringan dan curah hujan tinggi, dengan  memanfaatkan tanaman dengan toleransi berbeda terhadap kondisi lingkungan.  

Agar hasil penelitian dapat diterapkan secara nyata, Mars telah membangun berbagai program pelatihan  dan pendampingan bagi petani di Indonesia, seperti Mars Cocoa Academy dan Cocoa Development  Centers di Luwu Raya, Sulawesi Selatan. Melalui fasilitas ini, para Associate Mars (sebutan untuk  karyawan Mars) memberikan pelatihan kepada petani dalam praktik pertanian modern. Para petani yang  telah dilatih kemudian menjadi Cocoa Doctor/Agripreneurs — ahli dalam budidaya dan pengelolaan  tanaman kakao yang membagikan ilmu yang diperoleh kepada komunitasnya.  

Jeffrey Haribowo, Indonesia Corporate Affairs Director, menjelaskan, “Saat ini ada sekitar 300 Cocoa  Doctor/Agripreneurs, termasuk yang dilatih melalui program Rural Empowerment and Agricultural  Development Scaling-up Initiative (READ-SI) yang didanai oleh International Fund for Agricultural  Development (IFAD), Mars, dan Kementerian Pertanian. Setiap Cocoa Doctor/Agripreneur dapat  menjangkau sekitar 100-200 petani lainnya, membantu mereka meningkatkan produktivitas dan praktik  pertanian, serta mempererat hubungan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan sejak  2012, untuk pelatihan agronomi sendiri, telah ada sekitar 5.000 peserta yang telah mendaptakan  pelatihan tersebut.”  

Seiring dengan komitmen Mars dalam riset kakao dan pengembangan rantai pasok yang lebih  berkelanjutan, keberhasilan jangka panjang industri kakao di Indonesia juga bergantung pada kolaborasi  yang erat antara semua pemangku kepentingan, khususnya pemerintah. Jeffrey menambahkan, “dengan  membangun pemahaman bersama tentang tantangan dan peluang di industri kakao, serta menciptakan  lingkungan pendukung yang memadai bagi petani, kita dapat memperkuat sektor kakao di Indonesia.”  

Dalam kesempatan yang sama, Kalpesh Parmar, General Manager, Mars Wrigley Asia menyampaikan,  “Indonesia terus menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan kami di Asia, dan performa kuat yang  kami lihat di sini menjadi bukti dari pendekatan local-first kami—yakni pendekatan yang berakar pada  obsesi terhadap konsumen, relevansi budaya, dan kemitraan jangka panjang dengan komunitas.” “Di  seluruh kawasan, kami fokus pada pertumbuhan berkelanjutan melalui inovasi, penguatan jalur  distribusi dan kemitraan dagang, serta investasi dalam kapabilitas yang mempererat hubungan kami  dengan konsumen. Investasi berkelanjutan kami dalam riset kakao dan pemberdayaan petani di  Indonesia mencerminkan komitmen kami tidak hanya untuk mengembangkan bisnis cokelat, tetapi juga  memberikan kontribusi yang berarti bagi komunitas tempat kami beroperasi,” imbuh Kalpesh. 

Rantai pasok kakao yang lebih tangguh sangat penting bagi Mars, industri secara keseluruhan, dan bagi kesejahteraan petani kakao. Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan produksi  kakao, Mars berupaya menciptakan ekosistem kakao yang modern, inklusif, dan berkelanjutan, di mana  semua orang diberdayakan untuk berkembang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *