Pemkab Maros Petakan Wilayah Rawan Bencana, 10 Kecamatan Berpotensi Banjir, Derah Pegunungan Waspada Longsor

Nasional, News22 Views
banner 468x60

Online24,Maros– Pemerintah Kabupaten Maros melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam, memasuki musim penghujan.

 

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang biasanya meningkat saat musim hujan.

 

Sekretaris BPBD Maros, Nasrul, mengatakan sejumlah kecamatan di wilayah barat Maros memiliki potensi tinggi terendam banjir saat curah hujan meningkat.

 

“Wilayah yang berpotensi tinggi tergenang saat musim hujan seperti Kecamatan Bontoa, Bantimurung, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Simbang, Tanralili, Turikale, dan Moncongloe,” katanya, Jumat (7/11/2025).

 

Dari hasil pemetaan, Bontoa tercatat sebagai wilayah dengan lahan tergenang paling luas, mencapai 4.405 hektare.

 

Disusul Bantimurung (3.118 ha), Lau (3.181 ha), Maros Baru (3.032 ha), dan Marusu (2.942 ha).

 

Sementara itu, wilayah pegunungan seperti Camba, Cenrana, Mallawa, dan Tompobulu tergolong aman dari banjir karena topografinya yang berbukit.

 

Namun, wilayah tersebut justru berpotensi tinggi mengalami tanah longsor.

 

Kecamatan Tompobulu menjadi daerah dengan indeks bahaya longsor tertinggi seluas 4.297 hektare.

 

Sementara itu, Cenrana memiliki luas 12.692 hektare kategori bahaya longsor rendah, dan Bantimurung 594 hektare kategori sedang.

 

“Tiga kecamatan itu perlu perhatian serius karena topografi curam dan kondisi tanahnya rawan longsor,” jelasnya.

 

Kemudian, untuk ancaman cuaca ekstrem, wilayah Tompobulu tercatat memiliki luas 20.457 hektare kategori sedang, sedangkan Bontoa mencapai 5.047 hektare kategori tinggi.

 

Selain itu, Cenrana dan Mallawa juga memiliki tingkat kerawanan cukup besar, masing-masing 13.477 hektare dan 16.148 hektare.

 

“Secara keseluruhan, seluruh kecamatan di Maros memiliki indeks bahaya cuaca ekstrem, sehingga kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan,” bebernya.

 

BPBD Maros juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, kelurahan, dan desa untuk membentuk posko siaga bencana di wilayah rawan terdampak.

 

“Kami terus berkoordinasi agar posko siaga bencana segera dibentuk. Posko ini penting sebagai pusat informasi dan tanggap darurat jika terjadi banjir atau bencana lain,” ujarnya.

 

Selain pemetaan dan pembentukan posko, BPBD juga aktif menyebarkan imbauan melalui media sosial dan media massa agar masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem.

 

Sementara itu, Kepala BPBD Maros, Towadeng, mengatakan pihaknya telah menyiagakan personel dan peralatan evakuasi menghadapi potensi bencana.

 

“Personel kami sudah siaga, termasuk alat evakuasi pohon dan perahu karet. Kami ingin memastikan semua dalam kondisi siap ketika dibutuhkan,” jelas Towadeng.

 

Mantan Kadis Kopumdag ini juga mengungkapkan, BPBD bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan kegiatan pemangkasan pohon di tepi jalan berjalan aman.

 

“Koordinasi lintas dinas penting agar pemangkasan tidak mengganggu arus lalu lintas,” katanya.

 

Towadeng menambahkan, BPBD terus memantau kondisi cuaca dan menyiapkan langkah cepat jika terjadi bencana di lapangan.

 

“Kami berharap masyarakat tetap tenang tapi waspada. Jangan keluar rumah saat hujan deras dan angin kencang demi keselamatan bersama,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *