Online24, Jakarta – Peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan pasangan suami istri di Makassar, membuat anggota DPR RI dari komisi III Supriansa, SH.,MH prihatin dan sekaligus mengecam tindakan tersebut.
Anggota Fraksi Golkar asal pemilihan Dapil Dua Sulawesi Selatan itu meminta kepada polisi agar segera mengungkap motif peristiwa yang menyebabkan belasan warga luka luka.
“Saya meminta warga Makassar tetap tenang. Berikan kesempatan kepada kepolisian untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini” ujar Supriansa melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/3/2021).
Selain prihatin dan mencegam, Supriansa juga menyesalkan kejadian tersebut apalagi pelakunya merupakan pasangan suami istri yang baru saja menikah pada enam bulan lalu sebelum melakukan peledakan bom bunuh diri di halaman gereja.
“Kami meminta kepada Kapolri untuk mengantisipasi dengan memberikan penguatan kepada intelejen Polri” saran Supriansa agar kejadian serupa tak terjadi lagi di Indonesia.
Antisipasi ini perlu segera dilakukan lanjut Supriansa supaya peristiwa serupa tidak terjadi lagi. “Saya berharap agar Kapolda Sulsel bersama seluruh jajarannya bisa mengungkap apa motif dan kepentingan di balik peristiwa ini” kata Supriansa, yang juga ketua Bakumham DPP Golkar.
Peristiwa ledakan bom di halaman Gereja Katedral Makassar terjadi pada Minggu 28/3/2021. Polisi telah menyatakan bahwa kedua pelakunya adalah pasangan suami istri yang baru saja menikah enam bulan lalu.
Sementara itu, sebanyak 20 korban luka akibat serpihan bom tersebut dan telah menjalani perawatan di RS Bhayangkara Makassar. Seluruh jajaran kepolisian telah berada di Makassar, termasuk Kapolri Jendral Listyo Sigit bersama perangkat Mabes Polri.
Kepolisian berusaha mengungkap kasus ini dan terus membersihkan hingga ke akar akarnya. Selain itu polisi juga menyatakan bahwa pelaku memiliki jaringan internasional dalam kasus peledakan bom di Gereja Katedral Pulua Jolo Filipina.
Pada Rapat Dengar Pendapat antara Komisi III DPR RI dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), awal pekan lalu, Supriansa telah mewanti wanti kepada jajaran BNPT agar lebih baik mencegah dini warga negara Indonesia yang terlibat teroris jaringan internasional melalui cara bekerjasama dengan pihak operator seluler.
“Warga negara kita terlalu banyak direkrut di luar negeri dan dilatih di luar negeri menjadi bagian dari pelaku teroris. Ini yang selalu berkembang. Nah sekarang, bagaimana caranya mereka berkomunikasi dengan pihak luar. Pasti mereka menggunakan jaringan komunikasi” tegas Supriansa.
Maka dari itu, ia berharap agar BNPT perlu melakukan pencegahan dini melalui melacak komunikasi mereka. “Saya kira perlu melakukan cara ini. Pelacakan sejak dini” saran Supriansa.
Rencananya, pada pekan ini Supriansa bersama anggota Komisi III lainnya akan berkunjung ke Makassar sekaitan ledakan bom bunuh diri. (*)