Online24jam, Luwu Utara — Ujar-ujaran bernada stigma acapkali terdengar terkait dengan kearifan lokal. Katanya, kearifan lokal sudah tidak lagi mendapatkan tempat di negeri sendiri. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaksana Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa (PIID) Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk menghilangkan nada stigma seperti ini.
Dan tugas itu ada di pundak Tim Pelaksana PIID PEL yang ditempatkan di Desa Baloli, Masamba. Salah satu upaya menghidupkan kembali kearifan lokal adalah mewajibkan warga yang ada di sekitar desa yang terkena program ini untuk memakai sarung saat turun mandi di sungai. “Kita ingin menghidupkan kembali kearifan lokal, caranya kalau mandi di sungai harus pakai sarung biar aman,” kata Tim Pelaksana PIID PEL, Syamsiah, Kamis (19/12/2019), di Masamba.
Menurutnya, mandi pakai sarung itu kelihatan sopan, tidak norak, dan kegiatan seperti ini sudah sangat jarang dilakukan saat ini. Kata dia, sangat kontras dengan orang tua dulu. “Kita sempat berpikir, kira-kira kegiatan unik apa yang bisa dilakukan dalam rangka membangkitkan kembali kearifan lokal, dan akhirnya kita sepakat mewajibkan warga, baik laki-laki maupun perempuan, untuk pakai sarung saat turun mandi di sungai,” terang Syamsiah. (LH)