Online24, Makassar – Raiza Daeng Labi, salah satu pedagang kaki lima (PK5) mempertanyakan lapaknya di Kanre Rong, Karebosi yang tiba-tiba hilang.
Kepada wartawan, Senin (28/09/20) Dg Labi bercerita gerobak yang selama ini digunakan berjualan tiba-tiba hilang, padahal sehari sebelumnya gerobak bernomor 128 masih digunakan berjualan.
“Waktu mau pulang malam harinya saya gembok gerobakku, tapi keesokan harinya sudah tidak ada lagi padahal dilapak itu ada dagangaku,” kata Dg Labi.
Saat mengetahui, gerobaknya tidak ada dia langsung menghubungi pengelola dalam hal ini Muhammad Said, namun jawaban yang didapatkan.
“Jangan mi ribut, nanti saya gantikan gerobaknya,” kata Dg Labi menirukan jawaban Muhammad Said saat itu.
Seperti dijanjikan pengelola, lima hari kemudian gerobaknya pun diganti dengan gerobak bernomor 135. Setelah mendapatkan grobak pengganti dia pun langsung mengisi barang dagangan. Namun belum sempat berjualan dia harus tinggal di rumah merawat suaminya yang tiba-tiba sakit, sehingga yang menggantikannya berjualan kemenakannya.
“Baru sekitar enam bulan kemenakan saya jualan, gerobakku sudah tidak ada lagi di tempatnya,” kata Dg Labi.
Dia pun kembali mendatangi pengelola tetapi jawaban didapatkan dari pengelola. Kalau mau lapaknya kembali cari sendiri di Tamalanrea.
“Masa saya yang harus pergi mencari lapakku di Tamalanrea,” ucap Dg Labi.
Dg Labi merupakan PK5 di Jl. Sunu Kecamatan Bontoala yang mendapatkan kompensasi lapak gratis di Kanre Rong karebosi karena menjadi korban penerbitan lapak ya g dianggap mengganggu keindahan kota.
” Saya diberi langsung lapak dari pihak kecamatan karena lapak jualanku di jalan Sunu dibongkar,” ucapnya.
Seperti diketahui beberapa hari belakangan ini, pihak pengelola Kanre Rong dalam hal ini Muhammad Said menjadi sorotan sejumlah Pk5 dan penggiat Anti Korupsi karena diduga telah melakukan melakukan pungutan liar (pungli) dengan modus sewa menyewa lapak.
Namun, Muhammad Said yang dikonfirmasi mengatakan apa yang dituduhkan pada dirinya tersebut tidak benar.
“Saya tidak pernah menyewakan lapak, tetapi pemilik lapak yang berhubungan langsung dengan penyewa. Itupun kalau ada saya dapat hanya ucapan terima kasih,” kata Said.
Sementara itu Muhammad Said, Kepala UPTD Kanre Rong, kepada wartawan membantah telah melakukan pungutan liar tapi hanya diberi uang sebagai bentuk terima kasih oleh pemilik lapak karena telah mendapatkan penyewa. (*)