Online24, Makassar – Rekaman suara Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny yang dituding menghina Jusuf Kalla mulai terkuak. Diduga kuat, perekam suara itu adalah penyusup yang sengaja diutus khusus oleh kubu tertentu yang menjadi lawan politik mantan walikota Makassar itu.
Padahal, saat penyusup itu merekam secara diam-diam, Danny hanya menyampaikan pernyataan dari salah satu elit nasional yang kini menjadi perbincangan publik.
Meski kubu rival Danny memanfaatkan untuk mengeksploitasi jika pasangan Fatmawati Rusdi tersebut melakukan penghinaan. Namun kebenaran akhirnya berpihak. Itu setelah tim pemenangan ADAMA melakukan penelusuran, kenapa sampai perbincangan yang bukan untuk dipublikasikan itu beredar melalui rekaman suara.
Hasil penelurusan, kuat dugaan salah satu anggota LMP berinisial SM adalah sosok yang merekam statement Danny Pomanto. Setelah dicari tahu lebih lanjutnya, ternyata SM yang turut ikut dalam diskusi ini adalah eks karyawan Bosowa Group. Sekadar informasi, Bosowa Group adalah sponsor utama dari kubu pasangan nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman).
Rekaman yang beredar itupun adalah sebagian kecil dari bahasan diskusi yang kemudian diedit sedemikian rupa lalu disebarluaskan di dunia maya. Tim Appi-Rahman yang tersinggung dengan rekaman tersebut kemudian mengeksploitasi menjadi bahan serangan politik kepada Danny Pomanto.
Perekaman dan peredarannya pun disinyalir sebagai pemufakatan jahat untuk memfitnah dan menyurutkan Danny Pomanto dengan harapan Danny-Fatma kalah pada pertarungan Pilkada Makassar.
Kembali ke kediaman Danny Pomanto di Jalan Amirullah. Jauh sebelumnya, bahkan sebelum ada riak gelaran Pilkada Makassar, rumah mantan Wali Kota Makassar ini memang seperti “terbuka” untuk umum. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan kubu tertentu untuk menjalankan rencana licik.
Danny memang pernah melakukan diskusi ringan dengan komunitas yang di dalamnya baru ketahuan jika ada satu yang merupakan susupan titipan. Seperti yang hangat dibicarakan, pembahasan pun akhirnya mengarah pada kondisi terkini politik nasional. Salah satunya soal penangkapan Edhy Prabowo.
Seperti telah diulas dalam majalah Gatra dan Tempo, bahasannya tentang analisis hubungan antara Jusuf Kalla, Anies Baswedan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan ditangkapnya Edhy Prabowo terkait kasus korupsi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sementara itu, Juru Bicara Danny Pomanto, Aloq Natsar Desi, pun mengatakan bahwa isi rekaman video dan suara yang beredar telah diedit. “Itu hanya diskusi biasa dan bagian dari analisis saja terhadap fenomena politik akhir-akhir ini di tanah air. Tidak ada maksud, apalagi mencemarkan nama baik seseorang,” ujar Aloq.
Menanggapi pelaporan oleh keluarga Appi terkait rekaman Danny soal JK, Aloq mengutarakan bahwa pihaknya juga akan melaporkan siapa yang merekam dan menyebarluaskan rekaman itu, sehingga menjadi bahan konsumsi publik yang tidak benar. (*)