7,66 Persen Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ekbis190 Views
banner 468x60

Online24jam, Makassar, – Selama empat triwulan berturut-turut terkontraksi, ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II kini berhasil tumbuh 7,66% (yoy), berada diatas pertumbuhan nasional yang tercatat 7,07% (yoy). Capaian tersebut disampaikan dalam kegiatan Taklimat Media di Hotel The Rinra, Makassar, Jumat (06-08-2021).

Direktur Eksekutif, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulsel, Budi Hanoto mengatakan capaian ini terutama dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang meningkat didukung oleh penyaluran stimulus pemerintah dan relaksasi pembatasan fisik. Penerapan disiplin prokes. Pertumbuhan yang tinggi tersebut juga dipengaruhi oleh faktor basis pertumbuhan ekonomi rendah (low base effect) pada triwulan II 2020 yang terkontraksi 3,87% sehingga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan.

“Kinerja positif konsumsi rumah tangga (7,55%; yoy) didukung oleh peningkatan income seiring dengan relaksasi pembatasan fisik dan stimulus PEN. Peningkatan konsumsi tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh 38,08% dan 6,45%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 11,03% (yoy) dan 4,39% (yoy).” Jelasnya.

Sementara itu, menurutnya investasi tumbuh 7,71% (yoy) didukung oleh perbaikan confidence level investor, upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kemudahan investasi, dan berlanjutnya proyek investasi pemerintah serta swasta.

“Pemulihan ekonomi tersebut terjadi ditengah tekanan inflasi yang menurun. Inflasi triwulan II 2021 tercatat 1,49% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,07% (yoy). Meredanya tekanan inflasi disumbang oleh sejumlah komoditas pangan dan angkutan udara yang mengalami deflasi, didukung oleh terjaganya pasokan serta aktivitas penerbangan yang diperketat selama periode HBKN Ramadan dan Idulfitri.” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, kinerja ekonomi Sulawesi Selatan kedepannya akan ditentukan oleh ketepatan penanganan COVID-19 dan adaptasi masyarakat serta dunia usaha. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang diterapkan pada awal triwulan III menurunkan mobilitas sehingga berpotensi menahan konsumsi masyarakat dan rencana bisnis dunia usaha. Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya, dibutuhkan kesadaran dan upaya kolektif untuk menjaga disiplin protokol kesehatan, memprioritaskan konsumsi produk lokal, dan mendukung upaya akselerasi vaksinasi pemerintah.

“Yang jelas, Bank Indonesia bersama otoritas terkait terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga serta kelancaran sistem pembayaran. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara aktif melakukan intervensi dalam koridor 4K melalui pasar murah, kerja sama antar daerah, dan kerja sama dengan e-commerce. Selain itu, akselerasi digitalisasi juga terus diupayakan oleh Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang telah terbentuk di seluruh kabupaten dan kota serta provinsi.” pungkasnya.

Harapannya dapat mengimbangi perubahan pola konsumsi masyarakat dan mempercepat langkah dari era new normal menuju better normal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *