Online24, Luwu Utara – Progres Perencanaan Bendungan Rongkong di Desa Tandung terus bergulir, kali ini digelar Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) – 1 Penyusunan Land Acquisition and Resettlement Plan (LARP) yang berlangsung di halaman SDN Tandung, Kamis (3/9/21).
Pertemuan PKM-LARP ini bertujuan mensosialisasikan kegiatan LARP kepada masyarakat yang akan terdampak pembangunan bendungan ke depan, khususnya di 2 dusun di Desa Tandung, yakni Dusun Buka dan Dusun Tanete.
Sedangkan kegiatan LARP sendiri adalah survey sosek untuk menggali informasi terkait kepemilikan harta warga berupa rumah, tanah, kebun, sawah, dan kondisi sosial lainnya. Metode survey akan dilakukan secara door to door.
Asisten II Setdakab Luwu Utara, Bambang Irawan saat membuka sosialiasi tersebut meminta warga agar tetap berpikir jernih, tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak lain yang mungkin saja memiliki kepentingan lain.
“Tidak mungkin pemerintah akan menyengsarakan warganya, jika dalam pembangunan ini ada hal yang merugikan warga maka kami yang pertama tahu dan yang pertama menolak, saya berdiri disini bukan hanya mewakili bupati tetapi juga sebagai anak dari kampung ini,” jelas Bambang.
Sementara itu Amrullah, Koordinator survey LARP dalam presentasinya menyebut kegiatan ini baru tahap identifikasi kepemilikan, belum tahap penilaian harta warga yang nantinya akan dikerjakan oleh Aprraisal.
“Kami harapkan kerja sama seluruh warga untuk memberikan informasi yang lengkap agar ke depan warga tidak dirugikan bahkan kita harap dapat diuntungkan,” ungkap Amrullah.
Pada sesi diskusi, Tomakaka Buka, Tamo, menyampaikan siap menerima program tersebut sepanjang tidak merugikan masyarakat.
Audiens lainnya, Herman warga Dusun Tanete mempertanyakan ketidakhadiran Aliansi Masyarakat Aliran Sungai Rongkong (AMAL Rongkong), sebab menurutnya warga telah mempercayakan perwakilan kepada lembaga tersebut.
“Jika warga Dusun Buka telah menerima program ini, maka otomatis kami di Tanete juga menerima,” ungkap Herman.
Masih pada sesi diskusi, Kadus Tanete, Citra Yanti mempertanyakan cara pemerintah meningkatkan taraf hidup warga pasca pembangunan bendungan Rongkong ini.
Menanggapi pertanyaan tersebut, pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang menjelaskan bahwa tahapannya akan dimulai dengan ganti untung tanah dan rumah warga atau penyediaan lahan dan rumah relokasi bagi warga yang berminat.
“Juga pembinaan kelompok-kelompok warga dengan jenis usaha sejenis, pencetakan sawah baru dan lain sebagainya, selain itu pembangunan bendungan akan banyak menyerap tenaga kerja lokal. Ke depan akan memajukan pariwisata di sekitar lokasi yang menjadi peluang pengembangan UMKM dan pengembangan budi daya air tawar,” ungkapnya.
Untuk diketahui survey sosek (LARP) ini rencananya akan dilaksanakan secara paralel dengan survey teknis dimulai Minggu depan oleh Tim Konsultan dengan pendampingan masyarakat dan Forkopimcam.
Hadir pada pertemuan tersebut, Plt.Kadis PUTR Rusydi Rasyid, Kadisporapar Jumail Mappile, Camat Sabbang, Siti Kidar, pihak BBWSPJ, Tim Konsultan Teknis Kementerian PUPR, Tim Konsultan LARP /AMDAL, Pemerintah Desa Tandung beserta Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Wanita, dan Tokoh Pemuda.