GIB Kabupaten Gowa Berbagi Anak Yatim di Makassar

Komunitas230 Views
banner 468x60

Online24jam, Makassar, – Pesan agama untuk berbagi tidak semua orang mau dan mampu melaksanakannya, karena hal seperti ini membutuhkan keikhlasan dan kemauan serta kesempatan.

Itulah sebabnya, Komunitas Gerakan Ikhlas Berbagi (GIB) Kab. Gowa, setelah merambah dan menyantuni anak yatim Kab.Gowa, ia juga menyasar anak yatim di Kota Makassar. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan yang dilaksanakan dibeberapa LKSA/Panti Asuhan di Makassar, Jum’at (18/2-22). Salah satu LKSA yang dikunjungi GIB adalah LKSA Qudratul Ummah Jl.Bajiminasa II Makassar.

Ketua Komunitas GIB Kab. Gowa, Ida Sagita mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian komunitasnya kepada anak yatim dan orang-orang yang memiliki keterbatasan dengan membagikan makanan siap saji dan lainnya.

”Kegiatan ini kami lakukan untuk ikut peduli terhadap anak yatim dan orang-orang miskin, sesuai tujuan awal pendirian komunitas GIB Kab.Gowa,” ujarnya seraya menambahkan apa yang mereka lakukan belum seberapa tapi niatnya yang ikhlas itulah yang menjadi cambuk bagi mereka.

Ida juga menambahkan, kegiatan berbagi oleh Komunitas GIB tidak hanya menyasar kepedulian di daerah Kab. Gowa, tetapi juga di Kota Makassar dan daerah lainnya. Kegiatan tersebut disambut baik Ketua LKSA Qudratul Ummah, Dr. H. Syahruddin Yasen, MM, dengan menyampaikan terima kasih atas kunjungan GIB Kab. Gowa di LKSA yang dipimpinnya, karena dengan kunjunan tersebut semakin memperlihatkan semangat keberagamaan, khususnya umat Islam dalam menerapkan pesan-pesan ajaran Islam, terutama perintah tentang sedekah dan infak dalam Al-Qur’an.

”Kami berterima kasih atas kunjungan komunitas GIB Kab.Gowa, karena memang jumlah LKSA/Panti di Makassar lebih banyak, sehingga perlu perhatian dari berbagai pihak,” tandas Yasen yang juga dosen ITB Nobel Indonesia ini.

Yasen juga berharap kegiatan ini tetap berlanjut, sebagai bentuk pengamalan Surat Al-Ma’un tentang kepedulian kepada anak yatim dan orang miskin, sehingga tidak dicap sebagai orang Riya’, meskipun dia shalat, tetap terancam masuk neraka jika tidak peduli dengan anak yatim dan orang miskin.

”Surat Al Ma’un menjadi titik tolak terbangunnya LKSA Qudratul Ummah dan dengan demikian tidak hanya menyangkut makanan untul anak yatim, tetapi juga bagaimana setiap muslim memberikan bantuan dalam bentuk yang lain,” kunci Syahruddin Yasen, yang juga wartawan Harian Pedoman Rakyat 1989- 1997 (id/**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *