Online24, Makassar – Kota Makassaryang disebut-sebut sebagai gerbang Indonesia Timur ternyata juga menyajikan aneka ragam makanan yang unik.
Adapun 11 makanan khas Makassar tersebut, antara lain, Jalangkote, Pisang Ijo, Coto Makassar, Sop Saudara, Konro, Mie kering, Nasi Kuning, Pisang Epe, Sea Food, Barongko, dan Pallu basa.
Ragam makanan tersebut akan distandarisasi sebagai makanan unggulan di Kota Makassar.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danng’ Pomanto pun resmi meluncurkan branding Makassar Kota Makan Enak sebagai upaya pengendalian inflasi daerah.
Danny sapaan akrab Ramdhan Pomanto menilai langkah ini merupakan salah satu langkah paling nyata selain program Pasar Murah Kontainer yang dapat mempengaruhi angka inflasi di Makassar.
Ia menyebut ada banyak sekali makanan khas Makassar yang dapat menjadi ikon dalam branding ini. Pihaknya mencatat sudah ada sekira 11 produk unggulan yang dipilih dan menjadi produk handal nan recommended Kota Makassar.
“Hari ini kita launching Makassar Kota Makan Enak. Saya berharap ini menjadi sirkulasi ekonomi yang kuat dengan branding baru ini,” kata Danny di sela-sela Rapat Pengendalian Inflasi di Balai Kota, Kamis, 26 Januari 2023.
Hal itu, kata dia, dilakukan berdasarkan arahan Presiden RI Joko Widodo dan Mendagri RI Tito Karnavian untuk menekan atau mengendalikan angka inflasi di daerah-daerah.
“Pak presiden dalam pengarahannya, maunya itu langsung. Seperti kota pisang, semua pisang. Kota jagung, kota golf dan seterusnya. Jadi kita kota makan enak,” jelas Danny.
Selain itu, ia mengungkapkan di Makassar makanan selalu tersedia 24 jam sehingga masyarakat atau pun pengunjung tidak kesulitan mencari makanan.
“Kota ini 24 jam tersedia makanan, kalau di tempat lain; di luar negeri itu jam 5 sore sudah tutup, di Jakarta 10 malam sulit cari makan. Nah, di Makassar satu-satunya kota bisa 24 jam cari makanan,” ungkapnya.
Tercatat, saat ini inflasi Makassar mencapai 5,81 persen, sementara pertumbuhan ekonomi 4,47 persen. Olehnya ekonomi Makassar perlu recovery.
Apalagi sebelumnya Makassar pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 8,7 persen dan inflasi 2,5 persen.