Workshop Pengelolaan Persampahan Makassar Hadirkan Fadly Padi, Dorong Integrasi Urban Farming dan Lingkungan

Darurat Sampah

Regional65 Views
banner 468x60

Online24jam, Makassar, — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar menggelar Workshop Pengelolaan Persampahan yang menghadirkan narasumber Andi Fadly Arifuddin, SE—musisi yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan dan tim ahli urban farming Pemkot Makassar. Dalam pemaparannya, vokalis band Padi itu berbagi pengalaman sekaligus mendorong sinergi kuat antara pengelolaan sampah dan urban farming di tingkat sekolah maupun masyarakat.

“Saya diminta Pak Wali Kota Makassar menjadi tim ahli urban farming dan pengelolaan lingkungan hidup karena aktivitas saya selama ini,” ujar Fadly saat membuka sesi presentasi. Ia menceritakan perjalanan panjangnya terjun di dunia urban farming sejak tahun 2010, saat masa vakum bermusik. “Hobi saya dua: musik dan berkebun. Dan keduanya banyak mengajarkan tentang kesabaran dan kreativitas.”

Dalam workshop tersebut, Fadly menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumber, terutama limbah organik yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen total sampah Kota Makassar. Ia mengapresiasi kebijakan sederhana namun efektif yang digaungkan Wali Kota: pemilahan sampah menggunakan dua ember di setiap rumah.

“Kalau semua rumah punya satu ember organik dan satu ember anorganik, itu sudah sangat membantu. Tinggal kita kampanyekan dan perkuat gerakannya,” jelasnya.

Fadly juga memaparkan konsep besar integrasi urban farming dan pengelolaan persampahan melalui gerakan Tanami Tanata, yang disusun bersama berbagai pakar dan komunitas lingkungan di Makassar. Ia menyebut Makassar memiliki potensi kuat menjadi kota percontohan nasional dalam integrasi kedua sektor tersebut.

“Kita mengambil praktik terbaik dari Bandung, Bali, dan Jogja, lalu menyesuaikannya dengan karakter Makassar. Kita tidak kekurangan tenaga ahli, bahkan banyak anak muda yang terlibat,” ujar Fadly.

Beberapa teknologi pengelolaan sampah dan pertanian terpadu diperkenalkan dalam workshop, antara lain:

Keyhole Garden — sistem kebun berbentuk lubang kunci yang mampu memproses sampah organik menjadi pupuk alami.
Kandang Ayam Kastari — kandang ayam tanpa bau yang sekaligus menghasilkan kompos.
Magot, eco-enzyme, dan pakan organik — pemanfaatan sisa dapur menjadi pakan ayam/ikan dan kompos cair.
Akuaponik — spesialisasi Fadly sejak 2010, mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman.
Budidaya jamur — yang kini mulai disiapkan modulnya untuk kelompok wanita tani dan bank sampah.

Pemkot Makassar juga tengah menyiapkan pusat pelatihan urban farming dan pembenihan di Barombong dan Sudian, yang ditargetkan berfungsi penuh pada 2027 sebagai lokasi belajar bagi seluruh sekolah.

Fadly menilai sekolah harus menjadi titik awal perubahan pola pikir generasi mendatang terhadap lingkungan.

“Anak-anak kita—generasi Alpha dan Z—punya kesadaran lingkungan lebih tinggi dari kita. Tinggal diarahkan dan diberi ruang berpartisipasi,” katanya. Ia berharap dalam lima tahun ke depan, siswa-siswa sekolah di Makassar bisa menjadi agent of change dalam isu lingkungan.

Meski sempat terlihat grogi akibat celetukan peserta, terutama ibu-ibu guru, Fadly tetap membawakan materi dengan hangat. Ia bahkan melayani permintaan foto bersama dan menghibur seluruh peserta dengan dua lagu yang dinyanyikan secara spontan. Suasana penutupan workshop pun berlangsung penuh tawa dan keakraban.

Workshop ini menjadi momentum penting bagi Kota Makassar dalam memperkuat kolaborasi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan produktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *