Online24jam, Makassar, – Usaha Laundry merupakan usaha yang sangat menjanjikan. Terlebih di Kota Makassar yang kepadatan penduduknya sejalan dengan kepadatan aktifitasnya. Terutama bagi mereka yang bekerja hampir seharian dan tidak ada waktu untuk mencuci baju sendiri. Maka tak heran orang berlomba untuk membuka usaha laundry.
Kini hadir usaha laundry dengan Brand Fast Laundry. Usaha ini tergolong unik dan baru di Makassar karena menggunakan sistem Syirkah atau sistem patungan. Dimana setiap investor cukup menyetor dana sebesar Rp. 2.500.000,- maka pemilik modal pun sudah bisa menikmati usahanya dengan bagi hasil yang memuaskan.
Surahmanudin, selaku owner dan pencetus usaha ini mengatakan, “Kami masih butuh delapan investor untuk melengkapi usaha kami.” ujarnya dalam sosialisasi yang digelarnya di jln Veteran Selatan.
Adapun sistim bagi hasil yang ditawarkan bagi investor yang bergabung, di tahun pertama akan memperoleh pembagian 70 untuk investor + 30 untuk pengelolah. Di tahun kedua 60 untuk investor + 40 untuk pengelolah dan tahun ketiga hingga tahun kelima 50+50.
Fast Laundry ini menawarkan harga laundry nya mulai dari 10 ribu per kilo dengan jumlah minimal order 4 kilo, harga ini dinilai cukup bersaing dibanding yang lain karena dalam waktu 2 jam semua selesai cuci kering dan lipat. Sementara untuk tambahan setrika harganya 15.000,-
“Jadi selain cepat, kualitas hasil laundry kami jamin. Dan pelanggan juga bisa jadi member. Packingnya juga menggunakan kantongan yang berlabel fast laundry. Itu yang jadi pembeda kami.” tambahnya.
Dengan konsep fast laundry ini dinilai cukup menjanjikan karena sudah banyak belajar dari pakar branding. Sebagaimana disampaikan Sarwandi, “Nama Fast kami gunakan karena ingin cepat dengan harapan usaha ini jadi berkembang di daerah lain juga.”
Menurut Sarwandi, dari namanya saja sudah menjadi doa dan menjadi kepribadian. “Karena di situ ada ciri Rasulullah yakni Fathonah, Amanah, Sirkha dan Tablik. Mudah mudahan ini menjadi karakter sehingga bisa menjaga kualitas, kecepatan dan amanahnya.” pungkas Sarwandi.