Kisah Pilu “Sanari” Warga Miskin di Maros, Tinggal di Gubuk Reot Berharap Bantuan Pemerintah

News, Regional73 Views
banner 468x60

Online24, Maros – Kisah pilu Seorang warga miskin bernama Sanari (43) yang tinggal di sebuah rumah reok, di lingkungan suli – suli, Kelurahan bontoa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, saat ini membutuhkan uluran tangan pemerintah maupun dermawan.

Sanari hidup sebatang kara sudah puluhan tahun dirumah peninggalan orang tuanya yang nyaris rubuh termakan usia ini.

Kondisi rumah panggung tersebut sungguh memprihatinkan, atap yang terbuat pelepah nipa sudah banyak yang bocor, bagian dinding rumah pun hanya tertutupi karung bekas dan spanduk. Bila hujan datang, seluruh isi rumah pun menjadi basah.

Sanari yang hanya fasi berbahasa daerah ini menjelaskan jika dirinya sudah puluhan tahun menempati rumah peninggalan orang tuanya yang saat ini nyaris roboh termakan usia.

” Sudah puluhan tahun tinggal disini, dulu bertiga dengan orang tua, namun semenjak mereka meninggal saya tinggal sendiri”

Selain rumah yang mengalami kerusakan cukup parah, mirisnya lagi rumah sanari belum teraliri listrik, jika malam tiba ia terpaksa menggunakan lentera untuk penerang.

” Rumah saya juga belum teraliri listrik, untuk penerangan saya hanya menggunakan lilin atau lampu dari minyak, dulu pernah juga nyambung sama tetangga, cuman karena saya tidak memiliki biaya makanya saya putuskan untuk tidak menggunakan bantuan listrik dari mereka lagi”. Keluhnya.

Untuk bisa menyambung hidup, Sannari biasanya membantu warga menjemur gabah hasil panen, biasanya ia akan diberikan upah sekarung beras, sementara untuk kebutuhan minum, dirinya terpaksa menadah air hujan menggunakan baskom dan ember.

” Kalau untuk makan, saya biasanya dapat beras jika membantu warga menjemur gabah hasil panen, sementara untuk lauk, saya memancing di depan rumah, karena disini banyak empang, untuk kebutuhan air minum, hanya mengandalkan air tadah hujan”. Terang Sannari sambil berkaca – kaca.

Lanjut diakuinya rumah peninggalan orang tuanya ini sudah lama puluhan tahun rusak dan tidak pernah mendapat bantuan bedah rumah dan bantuan lainnya. Meski di depan rumahnya terdapat label rumah tangga miskin.

” Belum pernah ada bantuan sama sekali, saya berharap agar pemerintah setempat bisa membantu saya, karena penghasilan pun tidak ada, saya juga tidak memiliki suami dan anak, ada saudara di kampung sebelah tapi dia juga kesulitan ekonomi”. Akunya

Ditengah kesulitan yang dialaminya, dirinyapun berharap besar pada Pemerintah untuk bisa memberi bantuan, seperti bantuan bedah rumah agar lebih layak untuk ditinggali.

(Achmad)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *