Online24jam, Makassar, – Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan IV dan Keseluruhan di tahun 2020 mengalami perbaikan, meskipun masih dalam fase kontraksi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Prov. Sulsel, Budi Hanoto, dalam rilisnya menyebutkan, ekonomi Sulsel tercatat terkontraksi sebesar -0,62% (yoy), berbeda kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat -1,10% (yoy).
“Peningkatan investasi juga didukung oleh perbaikan penyaluran kredit investasi oleh perbankan dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga. Di sisi lain, kinerja ekspor membaik sejalan dengan perbaikan kondisi negara, mitra dagang utama serta kenaikan harga nikel dunia sebagai dampak dari tingginya permintaan industri mobil listrik dan terjaganya produksi lapangan usaha tambang.” ujarnya.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh terkontraksi sejalan dengan pembatasan mobilitas yang kembali diberlakukan dalam upaya menekan lonjakan kasus COVID-19 di akhir tahun.
Sejalan dengan kondisi pada sisi pengeluaran, lapangan usaha konstruksi tercatat mengalami pertumbuhan yang meningkat, sejalan dengan penyaluran PEN Padat Karya bidang konstruksi. Sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan positif dipengaruhi oleh base effect kontraksi pada periode yang sama tahun sebelumnya, ditengah produksi yang lebih terbatas pada musim tanam.
Memasuki bulan Januari, tekanan harga kelompok komoditas pangan bergejolak perlu dicermati, di tengah pasokan yang lebih terbatas serta curah hujan yang tinggi.
Bank Indonesia berupaya untuk mendukung pemulihan sektor produktif secara pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan, diantaranya melalui hilirisasi komoditas unggulan, adaptasi teknologi, dan pengembangan ekonomi syariah. Selain itu, pertumbuhan juga akan didorong melalui optimalisasi Regional Investor Relation Unit (RIRU) untuk mendorong percepatan investasi, perdagangan, dan pariwisata di Sulawesi Selatan.
Lebih lanjut, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai akan terus dijaga. Percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) juga terus dilakukan. Bank Indonesia juga terus berkoordinasi dengan TPID dalam rangka pengendalian inflasi melalui strategi 4K guna mendukung pemulihan ekonomi.