Online24jam, Makassar, – Merebaknya varian baru Covid-19, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menggelar pertemuan darurat dengan Tim Makassar Recover, Sabtu malam 19 Juni 2021.
Pertemuan itu membahas tentang merebaknya varian baru covid 19. Guna membuat langkah – langkah antisipasi dan penanganan yang tepat.
Melalui Juru Bicara Makassar Recover Henny Handayani, mengungkapkan, “sikap Pemkot Makassar terhadap gelombang baru varian Covid-19 belum diputuskan apakah akan melakukan Lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Saat ini masih upaya upaya preventif yang dilakukan untuk menekan BOR atau Bed Occupancy Rate.”
Menurutnya perlu pemilahan secepatnya oleh detektor untuk melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga. Sehingga tidak semua yang bergejala harus ke rumah sakit, cukup suplai multivitamin, tratsar, dan lainnya.
Selain itu, Tim Makassar Recover dan sejumlah pihak terkait diminta terus turun melakukan upaya persuasif. Sosialisi kepada masyarakat menghadapi Covid-19 dengan menerapkan 5 M. Yakni Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mencegah kerumunan, membatasi mobilitasi, dan Interaksi.
“Pak Wali ingin mewujudkan kemandirian warga dalam menghadapi pandemi. Semisal “Isman” di rumah aja. Jika ada yang sakit, keluarga yang rawat. Jadi tidak membludak di puskesmas atau rumah sakit,” jelasnya.
Di Indonesia sendiri telah ditemukan beberapa varian Covid-19, mulai dari varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris hingga varian Delta yang pertama kali muncul di India.
Khusus varian Delta, varian ini masih dalam pengamatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Namun, varian ini dianggap lebih berbahaya karena dianggap menjadi biang kerok ‘tsunami’ infeksi Covid-19 di Negeri Bollywood. Maka itu, WHO memasukkan varian ini dalam “Variant of Concern” (VOC) atau varian yang mengkhawatirkan.
Varian ini diawali oleh gejala yang mirip dengan infeksi virus asalnya. Akan tetapi, varian Delta membuat gejala-gejala tersebut menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani oleh tim medis.
Melansir Data Kementerian Kesehatan, sampai 13 Juni 2021 sudah ada 107 infeksi varian Delta di Indonesia. Infeksi ini jauh lebih besar dibanding varian Alfa dengan 36 infeksi dan varian Beta dengan lima kasus. Hal ini membuat varian Delta menjadi VOC terbesar di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan, ada tiga hal yang menjadi penyebab penyebaran varian ini di Indonesia.