Deteksi Dini Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri di Kabupaten Jeneponto

Program Kemitraan Masyarakat

banner 468x60

Online24jam, Jeneponto, – Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar meluncurkan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Unggulan sebagai upaya penanggulangan masalah anemia pada remaja putri, yang secara nasional mencapai 32%.
Program strategis yang berjudul “Intervensi Deteksi Dini Anemia dan Promosi Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri di Kabupaten Jeneponto” ini diperkuat oleh kolaborasi strategis dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto dan pelibatan aktif enam Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), serta perwakilan sembilan sekolah (SMA/SMK) di wilayah tersebut.

Tim Pengabmas, yang diketuai oleh M. Askar, S.Kep, Ns., M.Kes. dari Jurusan Teknologi Laboratorium Medis , bersama anggota Mardiana Mustafa, SKM, M.Kes. dari Jurusan Keperawatan, serta didukung oleh Hamsar Hasfat, S.Pd, mengawali kegiatan dengan baseline assessment di lokasi mitra di Kabupaten Jeneponto.

Dari pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) pada 21 remaja putri perwakilan, ditemukan data yang mengkhawatirkan: sekitar 38% atau 8 dari 21 remaja putri terindikasi anemia (memiliki kadar Hb di bawah 12 g/dL). Angka ini melampaui prevalensi anemia pada anak usia sekolah di Jeneponto yang mencapai 30% pada tahun 2022.

“Data prevalensi pada kelompok sasaran ini menunjukkan bahwa masalah anemia, yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi dan rendahnya kepatuhan konsumsi TTD, masih menjadi tantangan serius di Jeneponto,” ujar M. Askar.

Pemberian tablet tambah darah (TTD)

“Anemia pada remaja putri dapat menghambat pertumbuhan kognitif, menurunkan produktivitas, dan berisiko melahirkan anak stunting. Intervensi segera sangat diperlukan.” Lanjutnya.

Program ini dirancang untuk mengatasi akar permasalahan seperti rendahnya pengetahuan, miskonsepsi (misalnya anggapan TTD adalah obat atau hanya untuk ibu hamil), dan rendahnya kepatuhan mengonsumsi TTD melalui strategi intervensi yang direncanakan dari Januari hingga Desember 2025. Solusi yang ditawarkan tim dosen Poltekkes Kemenkes Makassar ini berbasis Health Belief Model (HBM) dan mencakup tiga pilar utama: pertama, deteksi dini melalui pemeriksaan Hb menggunakan alat portabel untuk memetakan status anemia; kedua, edukasi dan promosi kesehatan interaktif yang disampaikan melalui ceramah, diskusi, modul penyuluhan, dan leaflet promosi kesehatan ; dan ketiga, suplementasi melalui pembagian Tablet Tambah Darah (TTD) disertai demonstrasi cara konsumsi yang benar dan penguatan peran Guru UKS/pendamping untuk memonitor kepatuhan.

Tim Pengabmas menargetkan luaran berupa peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia dan TTD minimal ≥20% dan peningkatan kepatuhan konsumsi TTD mencapai ≥80% dari sasaran. Keterlibatan Dinas Kesehatan, enam Puskesmas, dan sembilan sekolah perwakilan memastikan bahwa hasil deteksi dini dari kegiatan ini bisa terintegrasi langsung ke dalam program kesehatan daerah, menjamin upaya pencegahan anemia di Jeneponto dapat berjalan terstruktur dan berkelanjutan.

“Keterlibatan beberapa pihak dalam kegiatan ini memastikan bahwa hasil pemeriksaan Hb, leaflet edukasi, dan rekomendasi program akan terintegrasi langsung ke dalam data dan sistem kesehatan Jeneponto. Kami bertujuan tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga membangun sistem yang berkelanjutan,” tutup Mardiana Mustafa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *