Online24,Makassar – Lonjakan penumpang mulai terasa di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, seiring memasuki momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Selain kepadatan penumpang, kenaikan harga tiket pesawat juga menjadi keluhan utama masyarakat.
Salah seorang penumpang tujuan Sorong Papua,Suriati mengaku harga tiket pesawat saat ini melonjak tajam dibanding hari normal.
“Lumayan naik, sampai tiga kali lipat. Dari Makassar ke Sorong sekarang sekitar Rp1,8 juta, biasanya normal itu Rp1,3 juta atau Rp1,4 juta,” ujarnya saat ditemui di area keberangkatan.
Ia juga menyebutkan harga tiket dari Sorong ke Makassar bahkan bisa menembus Rp5 juta karena harus transit.
“Harapan saya sebagai masyarakat, kalau bisa harga tiket diturunkan. Ini kan musim Natal dan Tahun Baru, harusnya ada keringanan,” kata Suriati.
Sementara itu, General Manager Angkasa Pura Indonesia Cabang Makassar, Minggus Gandeguai, mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat untuk periode tertentu.
“Untuk penurunan harga tiket, memang sudah ada kebijakan dari pemerintah, di antaranya berlaku untuk pembelian tiket mulai tanggal 22 Oktober dengan keberangkatan di bulan Desember,” kata Minggus.
Ia menjelaskan, salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah pembebasan 50 persen biaya layanan bandara bagi maskapai.
“Kami juga membebaskan 50 persen untuk biaya layanan bandara bagi airline, sehingga diharapkan bisa berdampak pada harga tiket,” ujarnya.
Minggus mengungkapkan, peningkatan jumlah penumpang mulai terasa sejak pertengahan Desember. Selain arus libur Nataru, faktor lain yang turut memicu lonjakan adalah perjalanan umrah.
“Fenomenanya cukup beragam. Selain Nataru, ada juga masyarakat Sulawesi Selatan yang memanfaatkan libur untuk umrah. Jadi pergerakan penumpang mulai naik signifikan,” jelasnya.
Adapun rute dengan tingkat kepadatan tertinggi masih didominasi penerbangan menuju Pulau Jawa.
“Rute paling ramai masih Jakarta, kemudian Surabaya dan Kendari,” ungkap Minggus.
Menghadapi puncak musim hujan, pihak bandara juga melakukan sejumlah langkah antisipasi, mulai dari kesiapan personel hingga pengawasan fasilitas sisi udara.
“Kami menyiapkan personel di airside, memastikan kebersihan runway, fasilitas navigasi berjalan baik, serta memantau update cuaca dari BMKG melalui posko,” katanya.
Saat ini, Bandara Sultan Hasanuddin memiliki kapasitas terminal hingga 15 juta penumpang per tahun.
“Prediksi kami sampai akhir tahun ini sekitar 9,5 juta penumpang. Dengan kapasitas 15 juta, kondisi terminal masih relatif aman dan tidak terlalu padat,” jelas Minggus.
Untuk pengamanan dan pelayanan selama periode Nataru, bandara menyiagakan 97 personel khusus di posko terpadu, di luar petugas operasional harian yang tetap bekerja penuh.






