Online24, Makassar – Bersahabat, santun, rendah hati, dan peduli. Empat karakter yang mewakili sosok calon Wakil Wali Kota Makassar Nomor Urut 1, Fatmawati Rusdi.
Karakter itu terekam di berbagai momen kesehariannya. Termasuk saat melaksanakan tahapan kampanye Pilkada Makassar 2020 selama beberapa hari terakhir.
Di sejumlah titik kampanye yang disambanginya, Fatma tak segan berbaur langsung dengan warga, khususnya komunitas emak-emak. Melantai sambil berbincang akrab. Mendengarkan keluh kesah lebih dekat, sambil menyampaikan komitmen dan perhatiannya.
Mantan anggota DPR RI itu tidak kaku dalam berinteraksi. Sapaan, canda tawa hingga senyuman khasnya selalu terlontar pada siapa saja. Termasuk melayani satu per satu warga yang memintanya untuk foto bersama.
Ketua Majelis Taklim Kelurahan Untia, Nurjannah adalah salah satu tokoh perempuan yang terpikat dengan aksi Fatma tersebut. Katanya, kabar bahwa Fatma adalah orang baik dan peduli bukanlah isapan jempol belaka.
“Bu Fatma adalah orang baik dan peduli, sama dengan seluruh masukan yang kami terima tentang beliau. Jika 9 Desember nanti kita memilih pemimpin yang terbaik, maka Insyaallah masyarakat juga akan menjadi yang terbaik,” kata Nurjannah, saat menyambut kedatangan Fatma, belum lama ini.
Karakter Fatma tersebut membuat warga tak segan menyampaikan langsung keluh kesahnya. Mereka merasa lebih dekat, layaknya sesama kaum perempuan. Apalagi Fatma bukan tipikal orang yang hanya datang berbicara saja. Melainkan selalu membuka sesi tanya jawab, atau memberi kesempatan warga menyampaikan harapan dan unek-uneknya.
“Bu Fatma ini mampu mengakomodir kepentingan kaum perempuan. Ia tak menciptakan jarak dengan kaumnya sendiri. Makanya kami ikhlas mendampingi beliau. Kita mau menciptakan sejarah. Ada perwakilan kaum perempuan di pemerintahan Kota Makassar,” jelas salah seorang tokoh perempuan Kecamatan Mariso, Nurhayati.
Sikap dan gestur ‘mappatabe’ juga menjadi ciri khas Fatma setiap berkunjung ke titik mana pun. Membungkukkan badan, sembari merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada.
Selain berfungsi ‘mappatabe’, gestur tersebut juga sebagai tanda pengganti cara bersalaman. Fatma komitmen untuk terus menerapkan protokol kesehatan di setiap kunjungannya. Salah satunya dengan tidak berjabat tangan dan terus menggunakan masker.
Sikap santun Fatma itu juga dianalisis oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Ibnu Hadjar Yusuf. Menurutnya, karakter tersebut telah tercermin dalam diri Fatma sejak dulu.
Sikap santun, termasuk dalam hal berpolitik itu, kata Ibnu Hadjar menjadi salah satu alasan sejumlah eks kandidat Pilkada Makassar berbondong-bondong memantapkan pilihan di barisan Fatma bersama Moh Ramdhan Pomanto.
“Ini keunggulan pasangan ADAMA’ dibanding pasangan lainnya. Pada wilayah komunikasi politik, mereka selalu santun dan penuh dengan etika. Terus membangun dan menjaga silaturahmi dengan siapapun, baik pada tataran elite, grassroot, maupun yang berbeda haluan politik. Semua mencair bagi Danny-Fatma,” bebernya, belum lama ini.
Asal tahu saja, karakter-karakter tersebut tak melekat begitu saja pada sosok Fatma. Berbaur dengan warga sudah jadi keseharian Fatma saat masih menjabat sebagai ketua tim penggerak PKK Kabupaten Sidrap selama dua periode.
Tempaan tersebut ditambah saat ia menjadi anggota DPR RI. Saat itu, Fatma dikenal gigih dalam memperjuangkan aspirasi konstitennya di Senayan. Ditambah lagi, Fatma sudah terbiasa memimpin. Baik sebagai direktur beberapa perusahaan nasional sejak dulu, maupun ketika menjabat sebagai ketua TP PKK dan pembina organisasi perempuan dan sosial lainnya.