Contoh kasus diatas adalah implementasi sosial yang dilakukan anak akibat paparan siaran yang tidak memenuhi aspek informasi, pendidikan, hiburan yang sehat dan tidak sesuai dengan klasifikasi usia. P3SPS mengamantkan dalam klasifikasi usia pada pasal Pasal 33 (1) Program siaran digolongkan ke dalam 5 (lima) klasifikasi berdasarkan kelompok usia, yaitu: Klasifikasi P: Siaran untuk anak-anak usia Pra-Sekolah, yakni khalayak berusia 2-6 tahun ditayangkan antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan antara pukul 15.00 hingga pukul 18.00; Klasifikasi A: Siaran untuk Anak-anak, yakni khalayak berusia 7 – 12 tahun diutamakan disiarkan dari pukul 05.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat; Klasifikasi R: Siaran untuk Remaja, yakni khalayak berusia 13 – 17 tahun; Klasifikasi D: Siaran untuk Dewasa, yakni khalayak di atas 18 tahun hanya boleh disiarkan antara pukul 22.00 – 03.00 waktu setempat; dan Klasifikasi SU: Siaran untuk khalayak berusia di atas 2 tahun, maka dari itu seminimal mungkin publik dapat memahami siaran yang layak untuk anak sesuai dengan klasifikasinya.
Konten siaran sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak dalam rangka mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak. Saat menjalani fase tumbuh-kembang, anak-anak melewati tahap perkembangan progresif, dari lahir hingga dewasa. Faktor lingkungan, genetik, dan budaya dapat memengaruhi perkembangan anak serta seberapa cepat mereka berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Melansir American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, terdapat setidaknya 5 dampak buruk bila orang tua memberi ruang kebebasan bagi anak untuk menonton televisi, yaitu:
Masalah perilaku: Anak usia sekolah dasar yang menonton televisi atau menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari lebih cenderung memiliki masalah emosional, sosial, dan perhatian.
Masalah pendidikan: Anak-anak usia sekolah dasar yang memiliki televisi di kamar tidur mereka akan cenderung mendapatkan hasil lebih buruk dalam tes akademik.
Obesitas: Terlalu banyak waktu untuk melakukan aktivitas yang tidak banyak bergerak, seperti menonton televisi dan bermain video game, dapat menjadi faktor risiko kelebihan berat badan.
Masalah tidur: Meskipun banyak orang tua menggunakan televisi untuk bersantai sebelum tidur, waktu menonton sebelum tidur dapat menjadi bumerang. Cahaya yang dipancarkan dari layar mengganggu siklus tidur di otak dan dapat menyebabkan insomnia.
Kekerasan: Paparan tontonan anak tanpa pemilahan yang baik dalam bentuk acara televisi, film, musik, dan video game kekerasan dapat menyebabkan anak-anak menjadi tidak peka terhadapnya. Akhirnya, mereka mungkin menggunakan kekerasan untuk memecahkan masalah dan mungkin meniru apa yang mereka lihat di layar kaca.
Ada beberapa tips yang dapat kita lakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi anak :