Online24jam, Makassar, – Dalam menghadapi tantangan besar untuk mencapai target Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi alarm serius bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama karena akses layanan kesehatan yang masih terbatas dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gizi seimbang, ASI eksklusif, serta pencegahan stunting.
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) dari Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar dengan koordinasi ketua Iwan, S.Kp, M.Kes, bersama anggota Rusni Mato, S.Kep.,Ns.,M.Kes, Sudirman, SKM.,S.Kep.,M.Kes dan Rahman, S.Pd.,S.Sit.,M.Kes bekerja sama dengan Puskesmas Mangasa, merancang intervensi kolaboratif untuk meningkatkan layanan KIA di wilayah ini. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan Puskesmas, tapi juga lembaga masyarakat seperti Kader Kesehatan, PKK, dan Posyandu, serta didukung pihak swasta melalui program CSR.
Salah satu fokus utama pengabdian ini adalah pelatihan kader kesehatan untuk meningkatkan kualitas pendampingan dan melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil serta balita berisiko tinggi. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi keterbatasan tenaga di Puskesmas dan memperluas jangkauan layanan secara langsung ke masyarakat.
Pelibatan pihak swasta menjadi bagian penting dengan menyediakan alat kesehatan, obat-obatan, dan mendukung penyuluhan rutin secara berkelanjutan. Kontribusi dari sektor swasta ini memungkinkan Puskesmas bekerja lebih efektif dan menyediakan layanan yang lebih memadai bagi ibu dan anak di Kelurahan Mangasa.
Teknologi informasi juga dimanfaatkan dengan pengembangan aplikasi mobile untuk memudahkan pendataan, pemantauan kesehatan, serta mengingatkan jadwal pemeriksaan dan imunisasi. Inovasi ini membantu meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap program kesehatan ibu dan anak secara tepat waktu.
Hasil acara pengabdian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam partisipasi masyarakat di Posyandu dan kelas ibu hamil. Ketua tim, Iwan, menyatakan, “Kolaborasi ini membuka akses yang lebih luas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat tepat di lingkungannya.” Anggota tim lainnya, Rusni Mato, menambahkan bahwa pelatihan kader mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan kader dalam memberikan pendampingan yang efektif.
Dari pihak Puskesmas Mangasa, Kepala Puskesmas mengapresiasi sinergi ini, menyebut bahwa dampak kolaborasi membawa perubahan nyata terutama dalam penurunan kasus stunting dan kenaikan angka ASI eksklusif. “Kami berharap momentum ini terus berlanjut dengan dukungan semua pihak,” ujarnya.
Dukungan masyarakat juga semakin kuat, terlihat dari peningkatan partisipasi di setiap kegiatan Posyandu serta kelas ibu hamil yang kini lebih ramai dan informatif. Kader kesehatan yang terampil membantu ibu-ibu dalam memahami pentingnya nutrisi dan imunisasi, sebuah kemajuan dari sisi edukasi masyarakat.
Dengan intervensi komprehensif dan kolaboratif ini, layanan KIA di Kelurahan Mangasa diharapkan makin terjangkau dan berkualitas. Target menurunkan AKI dan AKB dapat segera dicapai, sekaligus meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak sebagai aset penting masyarakat Kelurahan Mangasa.












