Opini Oleh : Rusman Madjulekka
Online24, Makassar – Perhelatan demokrasi Pilkada serentak 2020 telah usai. Namun sepenggal cerita fenomenal yang sayang untuk dilewatkan. Kalau di jaman baheula ada ungkapan “berita dibuang sayang.” Masih adakah yang ingat ‘kotak kosong’?
Yah…memori kemenangan ‘kotak kosong’ pada Pilwali Makassar 2018 silam menjadi alarm. Bahkan di banyak daerah seolah menjadi satu tesis bahwa ada jalan kemenangan yang lebih mudah yakni dengan menjadi calon tunggal. Caranya pun simpel. Selain itu, juga dengan modal yang lebih murah ketimbang bertarung secara electoral. Cukup dengan mengakumulasi kekuatan partai politik.
Fenomena politik ini menarik. Mengingat adanya tren peningkatan jumlah calon tunggal dari waktu ke waktu. Pada 2015, calon tunggal hanya ada di tiga daerah, meningkat jumlahnya menjadi 9 calon tunggal pada 2017 dan 2018 ada 13 calon tunggal. Lalu, di Pilkada serentah 2020, jumlah calon tunggal lebih banyak lagi sekitar 25 daerah.
Mengamati konteks diatas dapat dimaknai bahwa betapapun, suka tidak suka atau mau tak mau, demokrasi dengan kotak kosong merupakan sesuatu yang memiliki legitimasi hukum sebagaimana diatur dalam UU No 10 tahun 2016 tentang Pilkada yang memuat klausul mengenai calon tunggal.
Posisi calon tunggal melawan kotak kosong memang kerap membuai seseorang. Bahkan mengubah perangai dan perilaku seseorang bak selebritas dengan sikap jumawa dan meremehkan lawan.
Tapi itu tak berlaku bagi Adnan Purictha Ichsan, sang Bupati Gowa, Sulawesi Selatan yang maju kembali di Pilkada 2020 dengan status calon tunggal berpasangan dengan Abdul Rauf Karaeng Kio sebagai wakilnya.
“Siapa bilang saya santai-santai. Meski melawan kotak kosong justru perjuangan kita makin berat.Karena lawan kita adalah diri kita sendiri,” ujar Adnan, begitu ia akrab disapa, merespons anggapan minor yang beredar di publik.
Anomali Adnan. Kalau kandidat lain melakukan kegiatan kampanye atau sosialisasi secara normal atau katakanlah satu kali , menurut Adnan, maka dirinya dengan tim relawan malah melakukannya dua kali lipat.
Bahkan di penghujung laga, ada beberapa kelompok yang mendeklarasikan dan mengkampanyekan sebagai relawan ‘kotak kosong’ untuk membangkitkan emosi dan memori masyarakat pemilih sebagaimana Pilkada Makassar 2018 silam. Adnan pun menanggapi dingin. “Inilah demokrasi.Ada yang suka ada yang tidak suka, biasalah itu.”
Alhasil, pasca pencoblosan 9 Desember 2020, Adnan bersama pasangannya menorehkan sejarah baru dalam sejarah Pilkada di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan memecahkan rekor kemenangan tertinggi dalam kontestasi Pilkada dengan persentase kemenangan 91 persen.
Mengutip data Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang merilis hasil penghitungan cepat atau quick count Pilkada Gowa 2020, dengan sampel dari 250 tempat pemungutan suara. “Pasangan Adnan-Kio sangat signifikan memenangkan Pilkada Gowa. Dimana raihan, mencapai 91,14 persen merupakan angka spektakuler,” kata Manajer Strategi Pemenangan JSI Andi Sufri Magau pada konferensi pers quick count JSI di Hotel Claro Makassar, Rabu (9/12/2020) petang.
Bahkan ia berani menyebut perolehan suara Adnan-Kio di Pilkada Gowa merupakan rekor baru di Indonesia. Pencapaian itu melampaui perolehan suara Nurdin Abdullah saat menang Pilkada Bantaeng 2013 dengan angka mencapai 82,58 persen.
Masih menurut rilis lembaga survei yang meyakini hasilnya tidak akan jauh dengan hasil perhitungan real count KPU Gowa, tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Gowa mencapai 77,32 persen dengan perolehan suara Adnan-Kio di semua daerah pemilihan rata-rata di atas 89 persen.
‘Salamaki, Mantap, Top, Bangga kami,” demikian antara lain kalimat yang masuk ke smartphone Adnan. Gempita pujian itu tidak membuat Adnan mabuk kemenangan.Bersyukur…alhamdulilah, iya!
Saat ini, setelah melewati proses Pilkada yang menguras tenaga, pikiran dan perasaan, Adnan dipastikan bakal kembali menjabat sebagai Bupati periode keduanya.Masa kurang lebih lima tahun karir nakhdoda Gowa dan ratusan penghargaan yang ia persembahkan untuk Gowa, pria bertubuh tinggi ini tidak banyak berubah. Masih dengan potongan rambut yang sama dan pembawaan yang sama, rendah hati.
Kisah tentang sosok Adnan yang menggambarkan sisi lainnya sebagai manusia seutuhnya. Beberapa teman dekatnya, pernah menceritakan ke saya, menyebut dibalik wajah milenialnya, Adnan sebagai pribadi religius dan berjiwa besar. “Ketika anda berkunjung ke rumahnya untuk makan malam bersama, bersiaplah melewati doa yang panjang bersamanya. (*)